Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Download 25 Contoh PTK Ekonomi SMA/MA Gratis

Download 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk SMA dan MA

Download 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk SMA dan MA 







Penelitian tindakan kelas atau yang lebih familiar dengan sebutan PTK merupakan jenis penelitian terapan (applied research). Dalam penelitian terapan, tujuan darinya adalah untuk memecahkan permasalahan praktis yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Berbeda dengan penelitian fundamental yang lebih berfokus pada permasalahan teoretis, penelitian terapan merupakan penelitian yang digunakan sebagai sarana untuk memecahkan permasalahan yang mewujud dalam keseharian.

Penelitian tindakan kelas, sesuai dengan genre atau jenis penelitiannya, dengan demikian berusaha untuk memecahkan permasalahan praktis yang mewujuda atau exsisting dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Dengan demikian, terdapat dua pelaku penting dalam PTK, yaitu guru dan peserta didik.

Permasalahan belajar dan pembelajaran memang menjadi subject matter atau subjek permasalahan yang menuntut untuk diselesaikan atau diurai dan dicari solusi untuk pemecahan permasalahannya. Metode untuk memecahkan masalah tersebut tentu saja harus mengacu pada kaidah ilmiah, yaitu kaidah yang menitikberatkan kemasukakalan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mata pelajaran atau bidang studi ekonomi untuk SMA dengan demikian adalah penelitian yang dilakukan oleh guru mapel Ekonomi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memecahkan masalah praktis yang terjadi dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Permasalahan pembelajaran yang muncul dapat berupa keinginan untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, model pembelajaran yang relevan untuk menyampaikan materi tertentu, dan hal-hal lain yang dapat diidentifikasi sebagai masalah yang diharapkan apabila permasalahan tersebut dipecahkan, kualitas belajar mengajar akan meningkat.

Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk SMA dan MA membutuhkan fokus dan persiapan yang cukup. Membuat penelitian bagi seorang guru berarti guru tersebut harus mengeluarkan konsentrasi ekstra untuk mengoptimalkan kualitas penelitian tindakan kelas yang dilakukannya.

Ada satu langkah penting yang seharusnya diperhatikan oleh para guru ekonomi di SMA atau MA yang hendak melakukan PTK. Hal tersebut adalah menggali dan menemukan ide atau gagasan. Maksud tulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk SMA dan MA ini adalah sebagai sarana untuk memberikan amunisi gagasan bagi guru-guru mapel ekonomi yang hendak melakukan penelitian tindakan kelas. Gagasan itu satu hal yang penting dan mendasar bagi setiap gerak atau aksi tertentu. Gagasan tidak bisa dilihat, ia adalah abstrak. Dan semakin abstrak sesuatu, maka ia mempunyai daya dobrak atau magnitude yang semakin besar.

Berikut adalah 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk SMA dan MA. Silahkan di-download:


PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 PURWOREJO

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI 1 PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH BERVARIASI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN KELAS XI IPS SMAN 1 DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL.





IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KOMPETENSI DASAR MENCATAT TRANSAKSI KE DALAM JURNAL UMUM PERUSAHAAN JASA KELAS XI IPS DI SMA N 1 REMBANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI INFLASI PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IS DI SMA NEGERI 7 SEMARANG

PENGARUH CARA BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI (AKUNTANSI) MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DENGAN KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL PADA MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH (MA) MATHOLI’UL HUDA TROSO PECANGAAN JEPARA

PENGARUH CARA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA

EFEKTIVITAS MEDIA SOFTWARE EXCEL DALAM MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN KERTAS KERJA MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA NEGERI DAN SWASTA SE-KABUPATEN KENDAL

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, FASILITAS BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2012/2013 (CARA BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING)

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012/2013

Penerapan Media Pembelajaran Komik Strip Pada Mata Pelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SULANG KABUPATEN REMBANG


PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PROGRAM LINTAS MINAT EKONOMI SMA N 1 BINANGUN KABUPATEN CILACAP (StudiPada Kelas X TahunAjaran 2014/2015)

PENGARUH SARANA PRASARANA PENDIDIKANTERHADAP MINAT MEMBACA LITERATUR EKONOMI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 JAKENAN PATI(Studi Pada Tahun Ajaran 2014/2015)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN 2014/2015

DETERMINAN KESIAPAN GURU EKONOMI SMA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PURBALINGGA

DETERMINAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR (Studi Kasus di SMAN 7 Semarang)

PENGARUH KUALITAS POLA ASUH ORANG TUA, CARA BELAJAR DAN PERAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJARMATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH YAYASAN PERGURUAN ISLAM KLAMBU KEC. KLAMBU KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJARTERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSISISWA KELAS XI IPS DI SMA N 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2014/2015

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENDEKATAN ANALYSIS HIERARCHY PROCESS (AHP) DI KABUPATEN BREBES

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIRAND SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Berikut kami kutipkan salah satu contoh judul beserta laporan Penelitian Tindakan Kelas Ekonomi SMA/MA:


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v PRAKATA .................................................................................................... vi SARI ..................................................................................................... ix ABSTRAK .................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Berpikir Kritis ........................................................... 11

2.1.1 Pengertian Berpikir Kritis .......................................................... 11

2.1.2 Indikator Berpikir Kritis ............................................................. 12

2.2. Efektivitas Pembelajaran........................................................................ 15

2.3. Aktivitas Belajar Siswa .......................................................................... 16

2.4. Pembelajaran Kooperatif........................................................................ 17

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif.......................................... 18

2.4.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ....................................... 19

2.4.3 Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif .................................... 22

2.4.4 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif .......................................... 25

2.4.5 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif......................................... 26


2.5. Think Pair and Share (TPS) .................................................................. 27

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Tipe Think Pair and Share ................ 27

2.5.2 Tahap-tahap Pembelajaran Tipe Think Pair and Share ............. 28

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe Think Pair and Share30

2.6 Metode Konvensional ............................................................................ 32

2.6.1 Metode Ceramah ......................................................................... 32

2.6.2 Metode Penugasan ...................................................................... 34

2.6.3 Metode Tanya Jawab................................................................... 35

2.7 Karakteristik Materi Permintaan dan Penawaran Uang ......................... 36

2.8 Tinjauan Materi ...................................................................................... 37

2.8.1Pengertian Uang ..........................................................................372.8.2Fungsi Uang ................................................................................372.8.3Jenis-jenis Uang ..........................................................................382.8.4Teori Nilai Uang .........................................................................392.8.5Permintaan Uang dan Penawaran Uang ......................................41
2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 432.10 Kerangka Berpikir ...............................................................................452.11 Hipotesis Penelitian .............................................................................48BAB III METODE PENELITIAN3.1Jenis Penelitian.......................................................................................493.2Setting Penelitian dan Objek Penelitian.................................................503.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................503.2.2 Objek Penelitian .........................................................................503.3Variabel Penelitian .................................................................................513.4Prosedur Penelitian ................................................................................513.4.1 Desain Penelitian ........................................................................513.4.2 Rancangan Penelitian .................................................................523.5Data dan Metode Pengumpulan Data ....................................................553.5.1 Data ............................................................................................553.5.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................553.6Analisis Hasil Uji Coba .........................................................................57

xii



3.6.1Validitas .....................................................................................573.6.2Reliabilitas..................................................................................583.6.3Tingkat Kesukaran .....................................................................593.6.4Daya Pembeda............................................................................603.7 Metode Analisis Data .............................................................................623.7.1 Analisis data Tahap Awal ..........................................................623.7.2 Analisis Data Tahap Akhir .........................................................64BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................

684.1.1Gambaran Objek Penelitian .......................................................684.1.2Pelaksanaan Penelitian ...............................................................694.1.3Deskripsi Proses Pembelajaran ..................................................704.1.4Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa...............................744.1.5Deskripsi Hasil Post Test ...........................................................764.1.6Analisis Data Post Test ..............................................................774.2 Pembahasan............................................................................................80BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................

855.2 Saran ......................................................................................................86DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................87

las X SMA Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran

2014/2015 ............................................................................................

51.2Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang TahunAjaran 2014/2015 ................................................................................62.1Indikator kemampuan berpikir kritis ...................................................132.2Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa......................................................173.1Desain Eksperimen ..............................................................................503.2Jenis Data, Metode pengumpulan Data, Instrumen, Objek, dan Waktu

Pengambilan Data ................................................................................

553.3Hasil Analisi Validitas Soal Uji Coba .................................................563.4Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba................................583.5Kriteria Daya Beda Soal ......................................................................583.6Hasil Ananlisis Daya Beda Soal Uji Coba ..........................................593.7Soal yang Digunakan Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis593.8Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas X4 dan X5 .............................603.9Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas X4 dan X5..........................623.10Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ....................................644.1Pelaksanaan Penelitian.........................................................................684.2Hasil Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen..........724.3Hasil Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................734.4Deskripsi Hasil Post Test.....................................................................744.5Hasil Uji Normalitas Post Test ............................................................754.6Uji Hipotesis Post Test ........................................................................764.7Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis .........................................764.8Hasil Analisis Keefektifan Pembelajaran ............................................77




xiv



DAFTAR GAMBAR



Gambar Halaman

2.1 Hasil Analisis Keefektifan Pembelajaran ............................................ 45
r Siswa Kelas Eksperimen ............................................88Lampiran 2Daftar Siswa Kelas Kontrol ...................................................89Lampiran 3

Lmapiran 4Daftar Siswa Kelas Uji Coba.................................................

Daftar Kelompok Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think90Pair and Share.......................................................................91Lampiran 5Kisi-kisi Soal Uji Coba..........................................................92Lampiran 6Soal Tes Uji Coba..................................................................94Lampiran 7Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...............................................95Lampiran 8Analisis Hasil Uji Coba .........................................................100Lampiran 9Perhitungan Validitas Soal Uji Coba.....................................102Lampiran 10Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba .................................104Lampiran 11Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba.....................105Lampiran 12Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ...........................106Lampiran 13Nila Uji Coba Soal Siswa Kelas X ........................................107Lampiran 14Uji Normalitas Populasi ........................................................108Lampiran 15Uji Homogenitas Populasi .....................................................112Lampiran 16Silabus ...................................................................................114Lampiran 17Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen116Lampiran 18Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ...124Lampiran 19Kisi-kisi Soal Post Test .........................................................130Lampiran 20Soal Post Test ........................................................................132Lampiran 21Kunci Jawaban Soal Post Test...............................................133Lampiran 22Nilai Post Test Kelas Eksperimen .........................................137Lampiran 23Nilai Post Test Kelas Kontrol ................................................138Lampiran 24Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen ................139Lampiran 25Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol .......................141Lampiran 26Uji Hipotesis Data Hasil Post Test ........................................143



xvi



Lampiran 27Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

Eksperimen ............................................................................

146Lampiran 28Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

Kontrol...................................................................................

150Lampiran 29Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .........154Lampiran 30Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................158Lampiran 31Uji Keefektifan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................162Lampiran 32Uji Keefektifan Pembelajaran Kelas Kontrol ........................164Lampiran 33Dokumentasi Penelitian .........................................................166Lampiran 34Surat Ijin Penelitian ...............................................................171Lampiran 35Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 175

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, karena pendidikan sangat berperan dalam rangka pembentukan pribadi manusia, yang nantinya akan berpengaruh pada baik buruknya kepribadian manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikinya keberhasilan pendidikan, sebenarnya apa yang menjadi cita-cita dan fungsi pendidikan nasional, adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri adalah untuk perkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Isjoni, 2006: 42).
Pada era kompetitif, semua negara berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas
yang mampu mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien. Dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, produktivitas negara akan meningkat, dan pada akhirnya diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.

Secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas, karena semakin maju suatu negara bermula dari pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang berkualitas bermuara dari pembelajaran yang berkualitas, pembelajaran yang berkualitas dimulai dari pengajar dan pendidik yang berkualitas.
Isjoni (2006:34) menyatakan bahwa mutu pendidikan akan meningkat bila guru bermutu dan mampu melaksanakan proses pembelajaran. Jika guru memiliki kompetensi dan berkualitas, mampu dan terampil dalam mendayakan sarana pembelajaran, maka akan terwujud pendidikan bermutu sebagaimana harapan banyak pihak. Seorang guru yang tidak menguasai materi yang akan diajarkan tidak akan bisa mengajar dengan baik. Demikian pula bila seorang guru tidak menguasai berbagai cara penyampaian materi, maka akan dapat menimbulkan kesulitan peserta didik dalam memahami materi.
Pada kenyataanya metode pembelajaran yang menjadi favorit guru adalah metode ceramah satu arah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit, sehingga pembelajaran hanya berjalan searah, siswa hanya menyerap apa yang diajakan oleh guru dan tidak dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Yamin (2013:151) kelemahan mengenai penggunaan metode ceramah yaitu (1) keberhasilan peserta didik tidak terukur, (2) perhatian dan motivasi peserta didik sulit diukur, (3) peran peserta didik dalam pembelajaran rendah, (4) materi kurang terfokus, dan (5) pembicaraan sering melantur. Oleh karena itu perlu diadakan kondisi pembelajaran yang lebih mengedepankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dengan begitu pembelajaran akan berjalan dua arah, bukan hanya guru yang berperan aktif, tetapi siswa juga turut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa.Dengan menerapkan metode pembelajaran tersebut siswa dilatih untuk senantiasa berpikir kritis tidak sekedar menerima begitu saja materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, berpikitr kritis dapat menunjang hasil belajar siswa. Berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal konsep-konsep, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Huda (2014:33) berpendapat bahwa konsekuensi positif dari pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dan dapat membangun komunitas pembelajaran yang saling membantu antarsatu sama lain.selain itu pembelajaran kooperatif ini dinilai lebih efektif karena siswa saling berinteraski dalam kelompoknya untuk memahami materi yang ada dan memecahkan permasalan belajar secara mandiri serta berinteraksi dengan guru sebagai fasilitator dan motivator.






Materi Permintaan dan Penawaran Uang merupakan materi yang membutuhkan pemahaman, ketelitian dan kemampuan berpikir kritis. Pada materi permintaan dan penawaran uang terdapat konsep mengenai grafik permintaan dan penawaran uang serta teori-teori tentang uang beredar yang sangat membutuhkan siswa untuk berpikir kritis sehingga akan lebih mudah dalam menguasai materi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin, 19Februari

2015 terhadap guru ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga, proses pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran yang konvensional dan kurang inovatif. Pembelajaran sebagian besar masih terpusat pada guru, peran aktif siswa belum terlihat secara nyata. Media pembelajaran juga belum dimanfaatkan secara optimal, guru cenderung lebih memilih buku paket sebagai panduan dan papan tulis sebagi media pembelajaran dibandingan menggunakan Liquid Crystal Display (LCD).
Tabel 1.1 berikut disajikan rekap aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 1

Rembang Kabupaten Purbalingga.






Tabel 1.1
Rekap Aktivitas Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran
2014/2015

KelasRata-rata Persentase
Aktivitas Siswa
KriteriaX134,18 %KurangX235,16 %KurangX333,59%KurangX434,95%KurangX534,38%KurangX633,89%KurangX731,70%Tidak AktifSumber: Aktivitas siswa pada materi makro dan mikro ekonomi serta
pendapatan nasional kelas X SMA Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran 2014/2015. Data diolah.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase keaktifan siswa menunjukan kriteria kurang aktif bahkan tidak aktif pada materi makro dan mikro ekonomi serta pendapatan nasional. Kriteria Kriteria Persentase capaian indikator keaktifan siswa adalah sebagai berikut:
84% - 100% = Sangat Aktif 33% - 49% = Kurang Aktif

67% - 83% = Aktif 16% - 32% = Tidak Aktif

50% - 66 % = Cukup

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi yaitu ibu Wahidah Widiati, S.Pd., penyebab rendahnya hasil belajar siswa salah satunya yaitu rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil belajar siswa kelas X pada pelajaran ekonomi dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut.






Tabel 1.2
Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang Tahun
Ajaran 2014/2015

KelasTuntasTidak Tuntas
Jumlah SiswaJumlahPersentaseJumlahPersentaseX 11441,2%2058,8%34X 21544,1%2255,9%34X 31236,4%1957,6%33X 4726,9 %1973,1%26X 5725,9%2074,1%27X 6622,2 %2177,8%27X7825,6%2172,4%29Sumber: Nilai ulangan harian siswa materimateri makro dan mikro ekonomi
serta pendapatan nasional kelas X SMA Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran
2014/2015. Data diolah.

Pada tabel 1.2 terlihat bahwa persentase siswa yang tidak tuntas jauh lebih besar dibandingkan siswa yang tuntas. Nilai tersebut diperoleh dari nilai ulangan harian siswa pada materi Makro dan Mikro Ekonomi serta Pendapatan Nasional. Materi tersebut sangat menuntut berpikir kritis siswa. Jika dilihat dari persentase ketuntasan secara klasikal maka belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum yaitu sebesar 75%. Kriteria ketuntasan minimum sebesar 75% merupakan ketentuan dari sekolah berdasarkan standar nasional pendidikan.
Metode mengajar merupakan salah satu yang harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Dalam memilih metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan diperoleh hasil yang






sesuai dengan harapan, maka dapat disimpulkan telah terjadi efektivitas penerapan metode pembelajaran. Menurut Mulyasa (2006: 82) efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efetivitasnya. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai stimulus pembelajaran yang efektif dan melatih kemampuian berpikir kritis siswa adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share(TPS).
Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) dikembangkan pertama kali oleh Frank Lyman, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengoptimalkan partisipasi siswa, Huda (2013:136). Siswa dituntut secara aktif untuk berpikir secara individu dalam memecahkan suatu permasalahan, namun juga dapat berpikir secara kelompok dan menyampaikannya ke dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Dari latar belakang masalah di atas, metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga kegiatan pembelajaran tidak lagi berjalan satu arah akan tetapi dua arah yaitu melibatkan guru dan siswa secara aktif, dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan, dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat.






Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairand Share (TPS) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Permintaan dan Penawaran Uang pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipeThink Pair and Share terhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share efektifterhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Shareterhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015.






2. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share terhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini berguna untuk menambah referensi, literatur, dan wawasan tentang metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru ekonomi khususnya dalam menciptakan proses pembelajaran ekonomi yang berorientasi pada pendekatan kooperatif, agar lebih banyak melibatkan keaktifan peserta didik karena dengan begitu dapat membentuk karakter peserta didik untuk berpikir kritis dalam menanggapi sebuah fenomena.
b. Bagi Siswa

Siswa merupakan objek penelitian ini, sehingga setelah adanya penelitian ini semestinya ada perubahan-perubahan dalam diri siswa, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.






c. Bagi Sekolah

Sebagai referensi pemberian alternatif metode mengajar pada pelajaran ekonomi khusunya materi uang dan perbankkan guna mengingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
d. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis dalam ruang lingkup yang lebih luas.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Tinjauan Tentang Berpikir Kritis

2.1.1 Pengertian Berpikir Kritis

Dalam beberapa tahun terakhir, „berpikir kritis‟ telah menjadi suatu istilah yang populer dalam dunia pendidikan, karena dalam berpikir kritis siswa dituntut untuk meningkatkan potensi pikiran secara maksimal berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal konsep-konsep, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Berpikir kritis (critical thinking) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelekual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakan secara benar (Ngalimun, 2014:69).Selanjutnya Dewey dalam Fisher (2009:2) mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, presistent (terus- menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk penghetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukunya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.Kemudian Glaser dalam Fisher (2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, pengetahuan mengenai metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan semacam suatu keterampilan untuk




11






menerapkan metode-metode tersebut.berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Robert Ennis dalam Kowiyah (2012:177) yang menyatakan bahwa, “Critical thinkingis reasonable, reflective thinking that is focusedon deciding what to believe or do.” Berpikir kritisadalah pemikiran yang masuk akal dan reflektifyang berfokus untuk memutuskan apa yang mestidipercaya atau dilakukan.Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan adalah benar..
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau proses kognitif, tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara deduktif, induktif dan evaluatif sesuai dengan tahapannya. Berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal konsep-konsep, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.1.2 Indikator berpikir Kritis

Edward Glaser dalam Fisher (2009:7) mendaftarkan indikator kemampuan berpikir kritis adalah(1) mengenal masalah, (2) menemukan cara-cara yang dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (3) mengumpulkan dan menyusun






informasi yang diperlukan, (4) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (5) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (6) menganalisis data, (7) menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan, (8) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (9) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (10) menguji kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang seorang ambil, (11) menyusun kembali pola-pola dan keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, dan (12) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Menurut Ennis (2000) mengidentifikasikan 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokan dalam lima aktivitas besar seperti pada tabel
2.1 berikut.






Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
NoAspekIndikator1Memberikan
penjelasan sederhana1.1. Memfokuskan pertanyaan
1.2. Menganalisis pertanyaan
1.3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan2Membangun
keterampilan dasar2.1. Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
2.2. Mengobservasi dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi3Menyimpulkan3.1. Mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
3.2. Menginduksi dan mempertimbangkan induksi
3.3. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan4Memberikan
penjelasan lanjut4.1. Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi dalam tiga dimensi
4.2. Mengidentifikasi asumsi5Mengatur strategi dan
taktik5.1. Menentukan suatu tindakan
5.2. Berinteraksi dengan orang lainSumber: Ennis (2000)

Facione dalam Kowiyah (2012:178) jugamembagi proses berpikir kritis menjadi enamkecakapan yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,inference, penjelasan dan regulasi diri. Berikut adalah penjelasan darikeenam kecakapan berpikir kritis utama yaitu (1)Interpretasi, menginterpretasi adalah memahamidan mengekpresikan makna dari berbagai macampengalaman, situasi, data, penilaian prosedur ataukriteria. Interpretasi mencakup sub kecakapanmengkategorikan, menyampaikan signifikasi dan mengklarifikasi makna, (2) Analisis, menganalisisadalah mengidentifikasi hubungan inferensial danaktual diantara pertanyaan-pertanyaan, konsepkonsep,deskripsi untuk mengekpresikankepercayaan, penilaian dan pengalaman, alasan,informasi dan






opini. Analisis meliputi pengujiandata, pendeteksian argumen, menganalisisargumen sebagai sub kecapakan dari analisis, (3)Evaluasi, berarti menaksir kredibilitas pernyataanpernyataanatau representasi yang merupakanlaporan atau deskripsi dari persepsi, pengalamandan menaksir kekuatan logis dari hubunganinferensial, deskripsi atau bentuk representasilainnya. Contoh evaluasi adalah membandingkankekuatan dan kelemahan dari interpretasi alternatif, (4) Inference, berarti mengidentifikasi danmemperoleh unsur yang diperlukan untuk membuatkesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,membuat dugaan dan hipotesis, mempertimbangkaninformasi yang relevan dan menyimpulkan konsekuensi dari data, (5) Eksplanasi/Penjelasan,berarti mampu menyatakan hasil-hasil daripenalaran seseorang, menjustifikasi penalarantersebut dari sisi konseptual, metodologis dan konstektual, (6) Regulasi Diri, berarti secara sadardiri memantau kegiatan- kegiatan kognitifseseorang, unsur-unsur yang digunakan dalamhasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkankecakapan di dalam analisis dan evaluasiuntuk penilaiannya sendiri.
Berdasarkan pendapat pendapat tentang indikator berpikir kritis di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil empat indikator berpikir kritis yaitu mengidentifikasi konsep, memecahkan masalah, menganalisis dan eksplanasi/penjelasan.
2.2 Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya, ada pengaruhnya. Keefektifan menurut Alwi (2003:284) dapat diartikan sebagai






keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan tentang usaha atau tindakan yaitu keberhasilan dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share pada pelajaran ekonomi materi uang dan perbankkan.
Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share efektif manakala mencapai 80% dari sasaran oleh 80% siswa dalam kelas dapat diterima sebagai program yang sangat efektif, dengan kata lain pembelajaran yang efektif akan tercapai apabila 80% siswa memenuhi KKM (Kemp, 1994: 321). Indikator untuk mengukur efektivitas metode pembelajaran tipe Think Pair and Share adalah sebagai berikut:
a. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. b. Siswa mampu berekspresi mengemukakan pendapat.
c. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimenlebih tinggi daripada kelas kontrol.

2.3 Aktivitas Belajar Siswa

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian proses pembelajaran terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep yang dipelajari. Kadar keaktifan siswa dapat dimaksimalkan dengan mengatur faktor guru, situasi pembelajaran, dan faktor sarana belajar. Pelaksanaan prose pembelajaran






hendaknya memperlihatkan beberapa prinsip belajar, sehingga siswa dapat terlibat secara optimal.
Menurut Sugandi (2005:76) kadar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada berbagai dimensi pembelajarannya, yaitu:
a. Dimensi Siswa

Dalam pembelajarn yang berbasis peningkatan aktivitas siswa akan terlihat pada diri siswa adanya rasa keberanian untuk mengungkapkan pokiran, perasaan, keinginan, dan kemauannya.
b. Dimensi Guru

Peran guru dalam pembelajaran siswa aktif adalah guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang memberi berbagai kemudahan siswa dalam belajar, baik dalam pengorganisasian bahan, pendekatan pembelajaran, maupun dalam pengadaan media pembelajaran.
c. Dimensi Program Pembelajaran

Program pembelajaran yang banyak melibatkan siswa akan nampak dalam komponen-komponen pembelajarannya. Dari segi tujuan pembelajaran, keaktifan siswa akan nampak pada rumusan-rumusan tujuan yang dikembangkan oleh guru.
Persentase keaktifan siswa menurut Departemen Pendidikan Nasional

(2003) diperoleh dengan rumus:





N = x 100%












Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa
Nilai Kriteria
75% < N ≤ 100% sangat baik 50% < N ≤ 75% Baik 25% < N ≤ 50% Cukup 0 % ≤ N ≤ 25% Kurang Sumber: Depdiknas (2003) 2.4 Pembelajaran Kooperatif 2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Isjoni, 2013:22). Selanjutnya Lie (2004:18) mendefinisikan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini yaitu, saling ketergantungan positif, tanggungjawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Kemudian Roger dalam Huda (2014:29) mendefinisikan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok- kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus menekankan kerjasama salam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama (Isjoni, 2013:62).Selanjutnya Sanjaya (2014:242) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Huda (2014:32) mengemukakan pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantudalam belajar. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Selanjutnya Ngalimun (2014:161) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara kelompok, yang umumnya setiap kelompok terdiri dari empat sampai dengan enam siswa secara heterogen untuk mencapai satu tujuan bersama. 2.4.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Lie (2004:32) terdapat lima unsur model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) antara lain: a. Saling Ketergantungan Positif Setiap anggota dalam kelompok saling bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka bersama, mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. b. Tanggung Jawab Perseorangan Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang tebaik. Karena jika salah satu dari siswa dalam kelompok tersebut tidak melaksanakan tugas maka akan menghambat siswa yang lainnya dalam satu kelompok tersebut. c. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguatkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. d. Komunikasi Antaranggota Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Sedangkan Huda (2014:46) mengemukakan ada beberapa elemen dasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaraan kompetitif dan individual. Elemen-elemen tersebut antara lain: a. Interpedensi Positif (positive interpedence) Siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil mengerjakannya, begitu pula sebaliknya. b. Interaksi Promotif (promotive interaction) Suatu interaksi dalam kelompok dimana setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota lain dalam usaha mereka untuk mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama. c. Akuntabilitas Individu (individual accountability) Dalam kelompok kooperatif, akuntabilitas muncul ketika performa setiap anggota dinilai dan hasilnya diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil inilah setiap anggota (siswa) bisa berefleksi kembali untuk meningkatkan performanya agar mampu berkontribusi maksimal kepada kelomponya masing-masing. Untuk itulah, akuntabilitas individu menjadi kunci untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-benar bisa diperkuat kepribadiannya dengan belajar bekerja sama. d. Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil (interpersonal and small- groupskill) Siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerja sama secara efektif dan dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam kelompok- kelompok kooperatif agar terwujud suasana yang produktif. e. Pemrosesan Kelompok (group processing) Tujuan pemrosesan kelompok adalah mengklarifikasi dan meningkatkan efektivitas kerja sama antaranggota untuk mencapai tujuan kelompok. 2.4.3 Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif Menurut Huda (2014: 134) dalam pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat 14 teknik yang sering diterapkan di ruang kelas. Keempat belas teknik tersebut antara lain sebagai berikut: a. Mencari Pasangan (Make a Match) Pembelajaran kooperatif Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Siswa mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan.. b. Bertukar Pasangan Pembelajaran kooperatif bertukar pasangan memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. c. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share) Pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. TPS ini dapat mengoptimalkan partisipasi siswa dan memberi kesempatan setidaknya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain. d. Berkirim Salam dan Soal Pembelajaran kooperatif ini melatih pengetahuan dan keterampilan dan pengetahuan siswa. Dengan meminta mereka membuat sendiri pertanyaan- pertanyaanya, mereka akan lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. e. Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dapat meningkatkan semangat dan kerja sama siswa. f. Kepala Bernomor Terstruktur (Structured Numbered Head) Pembelajaran kooperatif Structured Numbered Head (SNH) merupakan pengembangan dari teknik Kepala Bernomor. Dapat memudahkan pembagian tugas dan memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab individunya sebagai anggota kelompok. g. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. h. Keliling Kelompok Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok berkesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan anggota yang lain. i. Kancing Gemerincing Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berperan serta dan berkontribusi pada kelompoknya masing-masing. j. Keliling Kelas Dalam pembelajaran kooperatif teknik keliling kelas, masing-masing kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk memamerkan hasil kerjanya masing-masing dan melihat hasil kerja kelompok-kelompok lain. k. Lingkaran Dalam Lingkaran Luar (Inside-Outside Circle) Pembelajaran kooperatif Inside-Outside Circle memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas. l. Tari Bambu Dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu di Filipina. Memungkinkan siswa saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan dengan singkat dan teratur. m. Jigsaw Teknik ini menggabungkan aktivitas membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. n. Bercerita Berpasangan (Paired Story Telling) Dalam teknik ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Hasil pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa akan terdorong untuk terus belajar. 2.4.4 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Sanjaya (2014:249) mengemukakan keunggulan strategi pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya: a. Melalui pembelajaran kooperatifsiswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain. b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memperdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan kemampuan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. f. Melalui embelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dalam pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. 2.4.5 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Selain memiliki keunggulan menurut Sanjaya (2014:250) pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan atau kelemahan, antara lain sebagai berikut: a. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam kelompok. b. Tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan oleh pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sesekali penerapan strategi ini. e. Melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai keduanya dalam pembelajaran kooperatif bukan pekerjaan yang mudah. 2.5 Think Pair and Share(TPS) 2.5.1 Pengertian Pembelajaran Tipe Think Pair and Share(TPS) Berpikir, Berpasangan dan Berbagi atau Think Pair and Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk senantiasa berpikir kritis untuk mencapai satu tujuan bersama dengan kelompoknya. Think Pair and Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual Ibrahim dkk(2000:3). Selanjutnya Lie (2004:57) mengemukakan bahwa “teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think Pair and Share) memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain”. Kemudian Huda (2014:136) mengemukakan bahwa Berpikir Berpasangan dan Berbagi (Think Pair and Share) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Teknik pembelajaran ini dapat mengoptimalkan partisipasi siswa, dan memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain. Dengan demikian jelas bahwa melalui model pembelajaran Think Pair and Share, siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2.5.2 Tahap-tahap Pembelajaran Tipe Think Pair and Share(TPS) Tahap utama dalam pembelajaran Think Pair and Share menurut Ibrahim (2000:26) adalahtahap 1 : Think (berpikir),guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.Tahap 2 : Pairing,guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.Tahap 3 : Share (berbagi),pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. Tidak jauh berbeda dengan Ibrahim, Suprijono (2010:91) menggambarkan langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran Think Pair and Share yaitu: “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.“Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi, dihaapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah diikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.“Sharing”, hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan di seluruh kelas. Dengan tahap ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstruktian pengetahuan yang integratif. Siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya. Menurut Lie (2004:58) tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) antara lain: a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok. b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dam berdiskusi dengan pasangannya. d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Selanjutnya Huda (2014:136) mengemukakan prosedur pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) yaitu siswa ditempatkan pada setiap kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota/siswa, guru memberikan tugas pada setiap kelompok, masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu, kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pekerjaan individunya, dan kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. 2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe Think Pair and Share(TPS) Ibrahim dkk (2000:6) mengemukakan kelebihan dari model pembelajaran TPS adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya. b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional. d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS lebih menarik dan tidak monoton. e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. f. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. Sedangkan kelemahan pembelajaran TPS Menurut Huda (2014: 171) adalah sebagai berikut : a. Butuh banyak waktu. b. Butuh sosialisasi yang lebih baik c. Jumlah genap; menyulitkan pengambilan suara. d. Setiap anggota kurang memiliki kesempatan untukberkontribusi pada kelompoknya. e. Setiap anggota mudah melepaskan diri dari keterlibatan. f. Perhatian anggota sangat kurang. 2.6 Metode Konvensional Menurut Ruseffendi (2005:17) metode konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. 2.6.1 Metode Ceramah Metode ceramah merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hal ini biasanya guru memberikan uraian mengenai topik tertentu di tempat tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula. Metode ini adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah Fathurrohman dan Sobry (2009:61). Selanjutnya Yamin (2013:149) mengemukakan bahwa metode ceramah lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen, karena dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta, pada akhir perkuliahan ditutup dengan tanya jawab. Pada sekolah tingkat lanjutan, metode ceramah dapat dipergunakan oleg guru, dan metode ini divariasi dengan metode lain. Kemudian Jacobsen, dkk dalam Yamin (2013:150) Metode ceramah merupakan metode pengajaran yang cukup paradoksal. Namun demikian, meskipun metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dikritik dari seluruh metode pengajaran, namun metode ini justru menjadi metode yang paling sering digunakan. 2.6.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Jacobsen, dkk dalam Yamin (2013:150) mengemukakan bahwa popularitas metode ceramah disebabkan karena metode ini memiliki keuntungan antara lain: a. Membantu peserta didik memperoleh informasi yang tidak mudah diperoleh oleh cara-cara yang lain. b. Membantu peserta didik dalam memadukan informasi dari sumber-sumber yang berbeda. c. Menyingkapkan peserta didik pada cara pandang yang berbeda. d. Ceramah sangat menghemat waktu dan tenaga. e. Fleksibel; ceramah bisa digunakan untuk hampir semua bidang konten. f. Relatif; sederhana jika dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Selain memiliki keuntungan/kelebihan, metode ceramah menurut Yamin (2013:151) juga memiliki kelemahan antara lain: a. Keberhasilan peserta didik tidak terukur. b. Perhatian dan motivasi peserta didik sulit diukur. c. Peran peserta didik dalam pembelajaran rendah. d. Materi kurang terfokus. e. Pembicaraan sering melantur. 2.6.2 Metode Penugasan Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan (Djamarah dan Zain, 2006:85). Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Tugas dan resitesi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu tugas diba diberikan secara individual maupun kelompok. 2.6.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Penugasan Djamarah dan Zain (2006:87) mengemukakan beberapa kelebihan metode penugasan, yaitu lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual maupun kelompok, dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa, dan dapat mengembangkan kreativitas siswa. Selain memiliki kelenihan menurut Djamarah dan Zain (2006:87) metode penugasan juga memiliki kelemahan adalah siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain, khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik, tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa, dan sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa. 2.6.3 Metode Tanya Jawab Cara lain yang lazim digunakan di kelas yaitu guru bertanya kepada siswa. Guru menyukai haknya yang istimewa ini, dan berasumsi bahwa pertanyaan akan dapat jawaban. Selama ceramah, demonstrasi, dan tentu selama diskusi, pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berpikir siswa. Guru dapat juga menggunakan jawaban siswa untuk mengecek efektifitas pengajarannya yang sedang berlangsung (Popham dan Baker, 2008:89). Selanjutnya Djamarah dan zain (2006:94) mengemukakan bahwa “metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru”. 2.6.3.1 Kelebihan dan kelemahan Metode Tanya Jawab Djamarah dan zain (2006:95) mengemukakan bahwa metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan yaitu pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan, dan mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Selain memiliki kelebihan, menurut Djamarah dan zain (2006:95) metode tanya jawab juga memiliki kelemahan yaitu siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab, tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa, waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang, dan dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 2.7 Karakteristik Materi Permintaan dan Penawaran Uang Karakteristik materi permintaan dan penawaran uang secara garis besar adalah pemahaman dan analisis. Untuk pemahaman, siswa dituntut untuk menerjemahkan dengan bahasa sendiri, menjelaskan dan menyimpulkan materi terkait dengan permintaan dan penawaran uang. Sedangkan analisis, siswa dituntut untuk menguraikan satuan dan membedakan dua hal yang hampir sama. Dalam materi permintaan dan penawaran uang, siswa dituntut untuk menjelaskan pengertian uang, fungsi dan jenis-jenis uang, mengidentifikasikan syarat suatu benda menjadi uang, mengidentifikasi pengertian serta faktor permintaan dan penawaran uang, menggambar grafik permintaan maupun penawaran uang, serta mnghitung peredaran uang. Untuk membantu memudahkan siswa dalam memahami dan menganalisis materi tersebut, siswa tidak hanya berpikir secara individual, tetapi secara berkelompok untuk saling bertukar pikiran, kemudian siswa secara berkelompok dapat menyampaikan hasil pemikirannya di depan kelas dan siswa yang lainnya berhak untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum jelas serta dapat mengemukakan pendapatnya. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran tidak hanya melibatkan guru saja tetapi siswa juga dapat berpartisipasi aktif, dengan cara seperti ini siswa dilatih untuk berpikir secara kritis. 2.8 Tinjauan Materi Materi uang dan perbankkan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada kelas X SMA semester genap. Materi ini tercakup dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dengan standar kompetensi: 7. Memahami uang dan perbankan, kompetensi dasar: 7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang, 7.2 Membedakan peran bank umum dan bank sentral, dan 7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter. 2.8.1 Pengertian Uang Uang dapat didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar- menukar/perdagangan. Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat adalah nilai tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, mudah dibawa-bawa, mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya, tahan lama, jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan) dan bendanya mempunyai mutu yang sama. 2.8.2 Fungsi Uang a. FungsiAsliatauFungsiPrimer 1) Sebagaialattukarumum(mediumofexchange). 2) Sebagai satuan hitung (unit of account). b. FungsiTurunanatauFungsiSekunder 1) Sebagai alat pemba yaran(means of payment). 2) S ebaga i pemba ya ra nutan g (stand ar d ofd efe rr ed paymen t). 3) Penimbun kekayaan artinya uang dapat disimpan telebih dahulu. 4) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value). 5) Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value). 2.8.3 Jenis-jenis Uang a. Berdasarkan bahan 1) Uang logam, yaitu uang yang terbuat dari logam. 2) Uang kertas, yaitu uang yang terbuat dari kertas. b. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan 1) UangKartal (Chartal = kepercayaan). 2) Uang Giral (Giro = simpanan di bank) c. Berdasarkan nilai 1) Bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)sama dengan nilai nominalnya. 2) Tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilaiintrinsik) tidak sama dengan nilai nominalnya. d. Berdasarkan pemakai 1) Internal Value, yaitu kemampuan uang untuk membeli uang ataujasa di dalam negeri. 2) Eternal Value, yaitu kemampuan uang untuk ditukarkan denganuang asing. 2.8.4 Teori Nilai Uang a. Teori barang 1) Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya dibuat dari logam yang bernilai tinggi. 2) Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang. b. Teori nominalisme 1) Teori perjanjian (konvensi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. 2) Teori kebiasaan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran. 3) Teori kenegaraan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran. 4) Teori tuntutan (klaim), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena ada tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. 5) Teori realisme (fungsi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaran. c. Teori internal 1) Teori kuantitas (quantit theor ) menyatakan bahwa nilai uangtergantung pada jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.Semakin banyak uang yang beredar semakin tinggi harga barang,dan sebaliknya.Hal tersebut dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut. M = k . p Keterangan: M (mone ) = Jumlah uang yang beredar k (konstanta) = Perbandingan konstan P (price) = Harga barang 2) Teori transaksi (e change equation) Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher yang berpendapat bahwanilai uang tergantung pada jumlah uang yang beredar, kecepatanuang beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yangdiperdagangkan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagaiberikut. M . V = P . T Keterangan: M (mone ) = Jumlah uang yang beredar V (velocit of circulation) = Kecepatan peredaran uang P (price) = Harga barang T (transaction of goods) = Jumlah barang yang diperdagangkan 3) Teori persediaan kas (cash balance theor )Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang menyatakanbahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang yang disimpanuntuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat.Persediaan kas tergantung pada jumlah pendapatan dan tingkat suku bunga di pasar. Secara matematis dapat dirumuskan sebagaiberikut. Keterangan: M = k . P . Y M (mone ) = Jumlah uang yang beredar (koefisien) = Jumlah uang untuk persediaan kas P (price) = Harga barang Y (income) = Pendapatan 2.8.5 Permintaan Uang dan Penawaran Uang a. Permintaan Uang Permintaan terhadap uang dipengaruhi oleh motif atau alasan rumah tangga menyimpan uang. Menurut J. M. Keynes dalam teorinya Liquidit Preference ada tiga motif orang menyimpang uang, yaitu sebagai berikut. 1) Motif transaksi (Transaction motive) Alasan menahan uang didasarkan pada keinginan untuk membiayai transaksi kebutuhan hidup sehari-hari. 2) Motif berjaga-jaga (Precautionar motive) Alasan berjaga-jaga adalah alasan untuk menghadapi keadaan darurat dan hal yang terjadi tanpa diduga. 3) Motif spekulasi (Speculative motive) Alasan spekulasi timbul karena adanya keinginan memperoleh keuntungan berdasarkan ramalan dan penghitungan pada masa yang akan datang. b. Penawaran Uang Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut. 1) Pendapatan Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin besar pula jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dan sebaliknya. 2) Tingkat suku bunga Bila tingkat suku bunga rendah, masyarakat engganmenyimpan uangnya di bank. Oleh karena itu, jumlah uang yangberedar akan meningkat dan sebaliknya. 3) Selera masyarakat Selera masyarakat akan memengaruhi jumlah uang yang beredar. 4) Harga barang 5) Fasilitas kredit Fasilitas kredit (cara pembayaran) dengan menggunakan kartukredit atau cara angsuran akan memengaruhi jumlah uang yangberedar dalam masyarakat. 6) Kekayaan yang dimiliki masyarakat Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besarapabila ragam (variasi) bentuk kekayaan sediki dan sebaliknya. 2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan Metode pembelajaran Think Pair and Sharemerupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif, dimana menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini merupakan sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur, yang di dalamnya terdapat lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian kerjasama, dan proses kelompok. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share oleh Denok Kurnia Sari dkk, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang Tahun 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Posing Dipadu Think Pair Share Melalui Lesson Study Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 7 Malang” menyatakan bahwa pelaksanaan PTK melalui LS dipandu Think Pair Sharedapat meningkatkan kualitas pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar. Adapun studi lain yang telah dilakukan oleh Alfianti dkk, mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal Teaching Dengan Teknik Example Non Example Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa (Siswa Kelas XI Man 2 Jember)” menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model Reciprocal Teaching dengan teknik Example Non Exampleberpengaruh terhadap berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI MAN 2 Jember. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh W. Kariasa dkk mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Tahun 2014, Universitas Pendidikan Ganesha Singapraja, Indonesia dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Penalaran Formal” menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD berpendekatan pemecahan masalah lebih baik dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD. Kemudian penelitian oleh Desi Anccillina, Hadi Soekamto, dan Sudarno HerlambangUniversitas Negeri Malang Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Think Pair Share Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA” menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Think Pair Share dengan media gambar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Negeri 02 Batu.Beradasarkan analisis uji t terdapat kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan bahwa nilai (sig 2 tailed) adalah 0,004, dari hasil tersebut maka nilai probalitas < 0.05 dengan kata lain H0 ditolak dan rata-rata kemampuan berpikir kritis (gain score) kelas eksperimen (18,86) lebih besar daripada kelas kontrol (13,42) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Think Pair Share dengan media gambar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. 2.10 Kerangka Berpikir Pembelajaran yang terpusat pada guru menjadikan peran aktif siswa tidak nampak, kegiatan pembelajaran terkesan menjenuhkan dan membatasi pemikiran siswa, sehingga pada akhirnya siswa akan terus bergantung pada guru, akibatnya kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Berdasarkan kondisi dilapangan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan kemampuan berpikir kritis yang rendah. Hal ini perlu adanya tindakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa yang optimal, diperlukan adanya suatu inovasi dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang membantu menimbulkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu metode pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, tetapi turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam model, salah satunya yaitu model Think Pair and Share. Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengoptimalkan partisipasi siswa, Huda (2013:136). Siswa dituntut secara aktif untuk berpikir secara individu dalam memecahkan suatu permasalahan, namun juga dapat berpikir secara kelompok dan menyampaikannya ke dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dengan dua metode pembelajaran, dengan membandingkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan metode konvensioanal. Dimana nantinyakemampuan berpikir kritis siswa dari keduanya dianalisis, dan akan diketahui metode pembelajaran yang paling efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti menggunakan 3 kelas sebagai objek penelitian yaitu kelas eksperimen, kelas kontroldan kelas uji coba. Selanjutnya dilakukan evaluasi. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (rumus uji t). Hasilnya akan diketahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimendan kelas kontrol dan akan diketahui bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Sharelebih efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun kerangka mekanisme pembelajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran terpusat pada guru 2. Peran peserta didik dalam pembelajaran rendah 3. Kemampuan bertanya dan mengemukakan pendapat rendah 4. Pembelajaran yang monoton dan kurang inovatif menjadikan siswa mudah jenuh Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Rendah Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Pembelajaran dengan Metode Konvensional Evaluasi Evaluasi Uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (rumus uji t) Metode Kooperatif Think Pair Share efektif terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.11 Hipotesis Penelitian Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2010:84). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan dan sebaliknya apabila data yang dikumpulkan tidak mendukung pernyataan maka hipotesis ditolak. Dengan mengacu pada pedoman diatas, dan permasalahan serta teori yang dikumpulkan, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitaian ini adalah “Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe think pair and share efektif terhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Rembang kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015”. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009:72). Metode eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Metode ini merupakan bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu adanya kelompok kontrolnya. Dengan menggunakan metode penelitian eksperimen, peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu keadaan, kemudian diteliti akibatnya, dengan kata lain penelitian eksperimen dilakukan untuk mencari hubungan sebab akibat, antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor-faktor lain yang menganggu. Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu Pre-Eksperimen Design, True Eksperimental Design, Factoral Design, dan Quasi Eksperimental Design (Sugiyono, 2009:73). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental design. Quasi eksperimentalbiasa disebut dengan eksperimen semu, karena dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kelas sampel yang sudah ada, tanpa harus membentuk kelas eksperimen baru. Dalam penelitian ini, terdapat dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus dalam pembelajaran yaitu menggunakan 49 metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share sedangkan kelompok kontrol tidak (menggunakan metode pembelajaran konvensional). 3.2 Setting Penelitian dan Objek Penelitian 3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga yang terletak di Jalan Monumen Jenderal Soedirman Rembang kabupaten Purbalingga. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, dimulai pada tanggal 5 Mei 2015 sampai dengan 30 Mei 2015. 3.2.2 Objek Penelitian 3.2.2.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009:80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester II (Genap) SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015 yang yang terdiri dari7kelas dan 210 siswa. 3.2.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2009:81). Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili dari keseluruhan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X4 dan X5 SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh 2 kelas sebagai kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2009: 124) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Tujuan atau pertimbangan pemilihan kelas X4 dan X5 sebagai sampel adalah berdasarkan kondisi awal yaitu dilihat dari hasil belajar siswa pada ulangan harian, kedua kelas tersebut memiliki nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda, selain itu pemilihan sampel juga berdasarkan kesamaan guru pengampu mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga. 3.3 Variabel Penelitian Variabeldalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan kemampuan berpikir kritis siswa materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain nonequivalent Posttest-Only control design yang merupakan bagian dari quasi experiment. Menurut Sugiyono (2009: 79), bentuk desain nonequivalent ini pengambilan kelompok eksperimen dan kontrol tidak dipilih secara random. Penelitian ini mengambil sekelompok subyek dan populasi tertentu yang dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent Posttest-Only controldesigndapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain Eksperimen E x O1 K O2 (Sugiyono, 2006:76) Keterangan: E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol x : Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair and Share O1 : Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair and Share O2 : Kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol setelah pembelajaran 3.4.2 Rancangan Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pembuatan laporan penelitian. 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Melakukan observasi untuk mengetahui kondisi sekolah dan proses pembelajaran Ekonomi kelas X. b. Penentuan populasi dan sampel penelitian dari subyek penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, hal ini disebabkan karena pengambilan sampel berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu, yaitu berdasarkan kondisi awal yaitu dilihat dari hasil belajar siswa pada ulangan harian, kedua kelas tersebut memiliki nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda, selain itu pemilihan sampel juga berdasarkan kesamaan guru pengampu mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga. c. Pembuatan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan LKS yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share serta perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. d. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu: instrumen pembelajaran (silabus dan RPP) dan instrumen evaluasi (kisi- kisi soal dan soal tes). Tes berupa soal kemampuan berpikir kritis untuk evaluasi yang diuji cobakan pada kelas diluar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelas X selain yang dijadikan sebagai objek penelitian. e. Melakukan analisis instrumen uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis. Menganalisis hasil uji coba soal sehingga diketahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga dengan menggunakan 2 kelas yaitu kelas X4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 sebagai kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Tahap pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti. Secara garis besar pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut. a. Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) pada materi permintaan dan penawaran uang, kegiatan ini berlangsung 2 kali pertemuan. 2) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa pada pertemuan ketiga untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran. b. Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dengan metode konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan pada materi permintaan dan penawaran uang, kegiatan ini berlangsung 2 kali pertemuan. 2) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa pada pertemuan ketiga untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran. 3. Tahap Analisis Data a. Hasil evaluasi yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis. b. Pengambilan kesimpulan berupa perbandingan hasil evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. 3.5 Data dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Dalam penelitian ini terdapat empat data, yaitu kemampuan berpikir kritis siswa, keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) pada kelas eksperimen, dan aktivitas siswa. 3.5.2 Metode Pengumpulan Data 3.5.2.1 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memeperoleh keterangan-keterangan yang berwujud data catatan penting atau dokumen penting yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dari lembaga yang berperan dalam masalah tersebut. Dalam penelitian ini metode ini digunakan untuk mengumpulkan data nama, jumlah siswa yang akan digunakan sebagai objek penelitian, daftar nilai, dan foto aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran selama penelitian. 3.5.2.2 Metode Tes Peneliti menggunakan instrumen tes atau soal tes untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan metod konvensional.Sebelum tes dilakukan siswa diberi materi terlebih dahulu yang mencakup tentang materi permintaan dan penawaran uang. Tes yang dilakukan adalah tes bentuk uraian. Tes dalam penelitian ini hanya dilakukan dalam satu tahap yaitu setelah pembelajaran berlangsung. 3.5.2.3 Metode Observasi Metode observasi ini digunakan sebagai penunjang dalam melakukan suatu penelitian. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh keterangan tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk memperoleh keterangan mengenai kemampuan berpikir kritis siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Jenis data, metode pengumpulan data, instrumen, subjek dan waktu pengambilan data dalam penelitian ini secara ringkas akan dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Jenis Data, Metode Pengumpulan Data, Instrumen, Objek, dan waktu Pengambilan Data NoJenis DataMetodeInstrumenObjekWaktu 1 Kemampuan berpikir kritis TesSoal kemampuan berpikir kritis Siswa Setelah pembelajaran 2 Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Observasi dan dokumentasiLembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Siswa Saat pembelajaran 3 Aktivitas siswaObservasi dan dokumentasiLembar observasi aktivitas siswa Siswa Saat pembelajaran 4 Keefektifan Metode Pembelajaran Tes dan Observasi Soal tes dan Lembar Observasi SiswaSaat Pembelajaran dan setelah Pembelajaran 3.6 Analisis Hasil Uji Coba 3.6.1 Validitas Pada penelitian ini yang diukur dalam analisis adalah validitas item. Rumus untuk menguji validitas menurut Suharsimi (2013: 79) adalah sebagai berikut: ( )( ) √* ( ) +* ( ) + Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = jumlah siswa X = skor item Y = skor total = jumlah perkalian X dan Y Hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Jika didapatkan harga rhitung> rtabel, maka butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rhitung< rtabel, maka dikatakan bahwa instrumen tidak valid (Suharsimi, 2013:82). Hasil analisi validitas uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis siswa materi Permintaan dan Penawaran Uang disajikan pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.3 Hasil Analisi Validitas Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Uang Kelas X SMA Negeri 1 Rembang PurbalinggaTahun Ajaran 2014/2015 Kriteria validitas Soal Nomor Soal Jumlah Soal 1Valid1, 2, 4, 8, 9, 11, 12, 14, 15, dan 16 102Tidak Valid3, 5, 6, 7, 10, dan 136Sumber: hasil analisis perhitungan validitas soal tahun 2015, selengkapnya lihat lampiran 8 dan 9. 3.6.2 Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas instrument berbentuk soal uraian digunakan rumus alpha yaitu: [ [ ]] Dengan : r11 : reliabilitas yang dicari n : banyaknyaitem : jumlah varians skor tiap-tiap item : varias total Hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Jika didapatkan harga rhitung> rtabel, maka butir instrumen dapat dikatakan reliabel. Dari hasil analisis pada lampiran 10 didapatkan reliabilitas soal sebesar 0,886 dengan ttabel 0,374. Karena thitung > ttabel maka soal dikatakan reliabel.
3.6.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah. Rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk soal uraian (Suharsimi, 2013:208) adalah sebagai berikut:
( )






Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat kategorikan sebagai berikut:


soal termasuk kriteria sukar soal termasuk kriteria sedang soal termasuk kriteria mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis siswa materi pengelolaan lingkungan disajikan pada tabel 3.3 berikut.






Tabel 3.4
Hasil Analisi Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Uang di kelas X SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
Tahun Ajaran 2014/2015 Kriteria
Tingkat
No Kesukaran
Soal


Nomor Soal Jumlah Soal

1Sukar6, 7, 8, 9, 1552Sedang1, 3, 5, 13, 14, 16,63Mudah2, 4, 10, 11, 125Sumber: hasil perhitungan tingkat kesukaran tahun 2015, data selengkapnya
lihat lampiran11.

3.6.4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal tersebut dalam membedakan peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai. Rumus yang digunakan adalah:





Kriteria daya pembeda untuk soal uraian (Suharsimi, 2007:218)sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kriteria daya Pembeda Soal Uraian
0,00 – 0,20 soal termasuk kriteria jelek (poor)

0,20 – 0,40 soal termasuk kriteria cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 soal termasuk kriteria baik (good)
0,70 – 1,00 soal termasuk kriteria baik sekali (excellent) Negatif soal termasuk kriteria tidak baik


Hasil analisis daya beda uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis siswa materi permintaan dan penawaran uang, disajikan pada tabel 3.4 berikut.






Tabel 3.6
Hasil Analisi Daya Beda Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Uang di kelas X SMA
Negeri 1 Rembang Purbalingga tahun ajaran 2014/2015
Kriteria Daya
Beda Soal Nomor Soal Jumlah Soal

1Negatif-02Jelek3, 5, 6, 7, 10, 1363Cukup1, 4, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 1694Baik2,15Baik Sekali-0Sumber: hasil perhitungan daya beda tahun 2015, data selengkapnya lihat
lampiran12.

Berdasarkan analisis validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal dan reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, dan mempunyai daya pembeda dengan kriteria cukup, dan baik. Sedangkan untuk tingkat kesukaran butir soal ditentukan komposisi antara soal yang sukar, sedang, dan mudah. Soal yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Soal yang Digunakan Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada MateriPermintaan dan Penawaran Uang di kelas X SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga tahun ajaran 2014/2015
Nomor Butir Soal
Digunakan Tidak Digunakan
1, 2, 4, 8, 9, 11, 12,
14, 15, 16

3, 5, 6, 7, 10, 13
10 6
Sumber: hasil perhitungan tingkat kesukaran tahun 2015, data selengkapnya lihat lampiran8.






3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Tahap Awal

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data pada sampel yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat yang
dirumuskan sebagai berikut:


( )




Keterangan:

x2 = harga chi kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi hasil yang diharapkan

k= jumlah kelas interval (Sudjana, 2005:237)

Jika , maka data terdistribusi normal dan sebaliknya jika maka data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Hasil
perhitungan uji normalitas, dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8
Hasil Uji Normalitas Kelas X4 dan X5
SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
Tahun Ajaeran 2014/2015
Sumber Variasi X4 X5

2hitung4,204,36dk552tabel11,0711,07KriteriaNormalNormalSumber: Hasil Uji Normalitas diolah tahun 2015, selengkapnya lihat lampiran 13






Dari hasil perhitungan uji normalitas posttes diperoleh 2hitung kelas X4 sebesar 4,20 dan pada kelas X5 diperoleh 2hitung 4,36. Sedangkan dari tabel
distribusi chi kuadrat dengan dk 6-1 = 5 dan taraf signifikansi 5% diperoleh
2tabel 11,07. Karena 2hitung<2 maka data kelas X4 dan kelas X5 berdistribusi normal. 3.7.1.2 Uji Homogenitas Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui apakah populasi dan sampel yang akan diteliti bersifat homogen ataukah tidak. Untuk menguji kesamaan variasns digunakan uji Bartlett. Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut : a. Menghitung S2 dari masing-masing kelas. b. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus : ( ) ( ) c. Menghitung harga satuan B dengan rumus : ( ) ∑( ) d. Menghitung nilai statik chi-kuadrat dengan rumus : ( ) { ∑( ) } Keterangan : si2 = varians masing-masing kelompok s2 = varians gabungan B = koefisien Bartlett ni = jumlah siswa dalam kelas Kriteria pengujian : Ho diterima jika hitung ≤ (1-α)(k-1) , dimana (1-α)(k-1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k- 1)(Sudjana, 2005:263). Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Hasil Uji Homogenitas Kelas X4 dan X5 SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Tahun Ajaeran 2014/2015 Kelas Varians N χ2hitung χ2tabel Kriteria X4 16,19 26 0,952 3,841 Homogen X5 23,94 26 Sumber: Hasil Uji Normalitas diolah tahun 2015, selengkapnya lihat lampiran 14 Berdasarkan analisis uji homogenitas yang terlampir, setelah dilakukan perhitungan didapatkan χ2hitung = 0,952. Pada taraf signifikasi 5% dengan dk = 2- 1 = 1 diperoleh χ2tabel sebesar 3,841. Nilai Nilai χ2hitung<χ2tabel sehingga H0 diterima dan populasi kedua kelas homogen. 3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut: ( ) ∑ Keterangan: x2 = harga chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi hasil yang diharapkan k = jumlah kelas interval (Sudjana, 2005:237) Jika , maka data terdistribusi normal dan sebaliknya jika maka data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. 3.7.2.2 Uji Hipotesis Pengujian untuk hipotesis ini adalah uji kesamaan rata-rata pihak kanan. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen, maka pengujian yang dilakukan adalah uji t. Uji ini selanjutnya digunakan untuk menentukan keefektifan pembelajaran. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : (rat-rata dua kelompok tidak berbeda secara signifikan) Ha : (rata-rata dua kelompok berbeda secara signifikan) Rumus yang digunakan adalah: √ ( ) √ √ Keterangan : ̅: Nilai rata-rata kelas eksperimen ̅: Nilai rata-rata kelas kontrol : simpangan baku kelas eksperimen : simpangan baku kelas kontrol : varians kelas eksperimen : varians kelas kontrol : korelasi antara dua sampel (Sugiyono, 2009: 197). Dengan √ Dari yang diperolehkemudian dibandingkan dengan dengan menggunakan dk = n1+n2-2 dan taraf signifikansi 5 %. Ho akan diterima jika . 3.7.2.3 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Data kemampuan berpikir kritis siswa pada materi permintaan dan penawaran uang didapat dari hasil post tetsdiakhir pertemuan, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Menghitung kemampuan berpikir kritis siswa melalui skor tes dengan cara: Dengan kriteria penilaian kemampuan Berpikir Kritis sebagai berikut: Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 81,25% ≤ N < 100% = Sangat Kritis 62,5% ≤ N < 81,25%=Kritis43,75% ≤ N < 62,5%=Cukup Kritis25% ≤ N < 43,75%=Kurang KritisSumber: Suherman et al (1990) dalam Prayoga (2013) 3.7.2.4 Uji Keefektifan Pembelajaran Tujuan uji keefektifan adalah untuk mengetahui keefektifan dari metode pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X pada materi permintaan dan penawaran uang. Efektivitas penggunaan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam suatu pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan kelas menurut teori ketuntasan belajar, yaitu jika seluruh siswa mampu menyelesaikan/mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dan sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2003:99). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: x 100 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 1. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share yang diterapkan pada kelas eksperimen mampu membangkitkan dorongan kepada siswa untuk lebih berani dalam bertanya mengenai materi yang belum jelas dan mampu berekspresi dalam mengemukakan pendapatnya selama kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa berinteraksi dengan teman sebaya, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan bertugas meluruskan jawaban-jawaban maupun pendapat yang kurang tepat. Selain itu pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Ekonomi materi permintaan dan penawaran uang. Hal ini ditunjukan oleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol yang diterapkan metode konvensional. 2. Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, terbukti bahwa persentase kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share yaitu sebesar 78,00%dengan kriteria kritis, sedangkan kelas kontrol dengan metode konvensional hanya 50,78% dengan kriteria cukup kritis. 85 86 5.2 Saran 1. Guru ekonomi dapat mempertimbangkan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share untuk materi-materi yang membutuhkan pemahaman yang tinggi dan analisis, karena terbukti efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Siswa hendaknya lebih berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Guru hendaknya benar-benar memberikan perhatian kepada siswa yang aktif dengan memberikan reward berupa nilai tambah, agar siswa lebih termotivasi. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anccillina, Desi dkk. 2013. “Pengaruh Think Pair Share Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”. Jurnal Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial. Malang: Universitas Negeri Malang. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta ----------,----------------. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ----------,-----------------.2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Depdiknas.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains. Jakarta:BSNP Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Ennis., R.H, 2000. A Super- Steamlined Conception of Critical Thinking Tersedia : Http://www.ed.uine.edu/Eps/Pes.Year Book/92.does/ennis-htm Fakultas Ekonomi. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Terjemahan Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga. Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamid, Sholeh. 2014. Metode Edu Tainmen. Yogjakarta: Diva Press. Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Husaini, Usman dan Purnomo Setyadi Akbar. 2008. Pengantar Statisitik. Jakarta : PT Bumi Aksara Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press. 86 Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. -------. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ismawanto. 2009. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Kariasa, W dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Penalaran Formal”. Dalam Jurnal Program Studi Matematika Program Pascasarjana Vol. 3 Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Kemp, Jerrold E. 1994. Proses Perencanaan Pengajaran. Bandung: ITB Kowiyah. 2012. “Kemampuan Berpikir Kritis”. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar Vol.3 No.5. Hal 176 Jakarta: UHAMKA Muhfahroyin. 2009. “Memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran konstruktivik”. Dalam Jurnal Pendidikan & Pembelajaran 16 (1): 88-93. Mulyadiana T S. 2000. Kemampuan Berkomunikasi Siswa Madrasah Aliyyah Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Sistem Reproduksi Manusia. (Thesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Mulyani, Sri Nur. 2009. Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. -----------, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Popham, W. James dan Baker. 2008. Teknik Mengajar secara Sistematis. Terjemahan Amirul Hadi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Prayoga, Zumisa Nudia. 2013.”Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains”.Skripsi. Semarang: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES. Ruseffendi, H.E.T. 2005. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi 5. Bandung: Tarsito. Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugandi, Ahmad dkk. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. ------------. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkankan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES Press Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Refertensi (GP Press Group). Yulianti Dwi, Wiyanto.2009.Perancangan Pembelajaran Inovatif. Semarang: UNNES Perss. LAMPIRAN Lampiran 1 DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 No NIS Nama Siswa L/P 15110Adzin ArrasyidL25125Anisia Ardianti UtamiP35127Annisa Rizki AgustinP45141Dhea DheantiP55143Dian PratiwiP65156Ella BudhiartiP75178Gayuh Ilham WidadiL85181Gege AndriantoL95186Hana Muh RidoL105187Hayun Iqbal FirmansyahL115201IndrianiP125206IstiqomahP135208Juli SetiawanL145225Mely NastitiP155240Nova Radika SisdiantoL165270Risca Nurul AfrilianaP175271Rizki Abi OktavianL185273Roni HardiantoL195275Sastrika Bara UsyasaL205278Septiana Nur MawadahP215284Siti KhotijahP225290SuginL235298Titin FaradinaP245302Tri Wahyu LestariP255305Unik Puji RahayuP265318Zonia Niken Puspa TP Lampiran 2 DAFTAR SISWA KELAS KONTROL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 No NIS Nama Siswa L/P15109Adisty Friscalia AtsilaP25120Amin SafangatL35133Ayu SaputriP45138Cahyo SembodoL55140Deni Anan Mugo PL65151Eka SiswantiP75152Eki CahyonoL85182Ghufron ZulfikarL95000Gustifang AlittiawanL105194Imam Wahyu NurdinL115203IramawatiP125214KristiyantoL135222Luluh JuniantoL145223Lung Mahasigg Widha SL155224Melani FulianitaP165235Nia PrihatinP175237Nita AriyantiP185255PurwatiP195259Raga Surya UtamaL205264Rido Purwo SasongkoL215267Rina RistianingsihP225282Siska Fiji LeoniP235285Siti MaryamP245294Tamziz IkmaludinL255299Titin WinarsihP265310Wahyu TrianiP Lampiran 3 DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 No NIS Nama Siswa L/P15108Adil Fathun SaifudinL25112Afra Nuna FebrianiP35113Aisyah Nurul HudaP45114Ajid Ragil SaputraL55139Dandi Indra SatriaL65144Dian PurnamasariP75158Erika Ayu SefiyantiP85168Fatimah PertiwiP95169Fatin Sismaida LumarisP105171Febri Piska YogaL115174Firman AnugerahL125175Fita LaelaP135176Friska Irma SusantiP145189Hendrik YuliokoL155195Iman Ade PratamaL165196Inayah WulandariP175198Indah Dwi LestariP185200Indri Dea MaretaP195204IrawatiP205205Ismi Dina SolikhaP215207Iwan SetiyantoL225217Lia NofitasariP235221Lufi Indar YatiP245227Muhamad Khaerul AmanL255238Nofiana HanifahP265252Puji Rahayuning PratiwiP275254PurwaningsihP285256Puspa WahyuningrumP295257Putri Lika MaulaniP305288Sri MugianiP315295Teti SetiyaniP325303Trispia EsimargitiwiP335309VidayatiP345315Yoga NugrohoL Lampiran 4 DAFTAR KELOMPOK METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE No Nama Kelompok1Adzin Arrasyid 12Ella Budhiarti3Istiqomah 24Zania Niken Puspa T5Siti Khotijah 36Indriani7Gayuh Ilham Widadi 48Nova Radika S9Mely Nastiti 510Unik Puji Rahayu11Annisa Rizki A 612Tri Wahyu Lestari13Rizca Nurul A 714Septiana Nurmawadah15Gege Andrianto 816Rizki Abi Oktavian17Roni Hardianto 918Hana Muh Rido19Sastrika Bara U 1020Sugin21Juli Setiawan 1122Hayun Iqbal F23Annisia Ardianti U 1224Dhea Dheanti25Titin Faradina 1326Dian Pratiwi Lampiran 5 REKAP AKTIVITAS SISWA KELAS X MATERI MIKRO MAKRO EKONOMI DAN PENDAPATAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2014/2015 Kelas X 1 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokK-011111425Tidak aktifK-021211531,25Tidak aktifK-031211531,25Tidak aktifK-041212637,5KurangK-051111425Tidak aktifK-063231956,25cukupK-071211531,25Tidak aktifK-081111425Tidak aktifK-092223956,25cukupK-101211531,25Tidak aktifK-111112531,25Tidak aktifK-122211637,5KurangK-131121531,25Tidak aktifK-141112531,25Tidak aktifK-152211637,5KurangK-161212637,5KurangK-172111531,25Tidak aktifK-181212637,5KurangK-191121531,25Tidak aktifK-201111425Tidak aktifK-211331850KurangK-221111425Tidak aktifK-231221637,5KurangK-241111425Tidak aktifK-251211531,25Tidak aktifK-261231743,75KurangK-271121531,25Tidak aktifK-281121531,25Tidak aktifK-291211531,25Tidak aktifK-301211531,25Tidak aktifK-311311637,5KurangK-321221637,5KurangK-331111425Tidak aktifK-341221637,5Kurangrata-rata34,18Kurang Kelas X2 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai Kriteriamengajukan pertanyaanmengerjakan soalmenjawab pertanyaankerja kelompokK-011111425Tidak aktifK-021212637,5KurangK-031212637,5KurangK-041212637,5KurangK-051111425Tidak aktifK-063211743,75KurangK-071211531,25Tidak aktifK-082223956,25cukupK-092223956,25cukupK-101211531,25Tidak aktifK-111212637,5KurangK-122212743,75KurangK-131121531,25Tidak aktifK-141212637,5KurangK-152211637,5KurangK-161211531,25Tidak aktifK-172122743,75KurangK-181211531,25Tidak aktifK-191122637,5KurangK-201111425Tidak aktifK-211331850KurangK-221111425Tidak aktifK-231211531,25Tidak aktifK-241111425Tidak aktifK-251111425Tidak aktifK-261231743,75KurangK-271121531,25Tidak aktifK-281111425Tidak aktifK-291211531,25Tidak aktifK-301211531,25Tidak aktifK-311311637,5KurangK-321211531,25Tidak aktifK-331211531,25Tidak aktifK-341211531,25Tidak aktifrata-rata35,16Kurang Kelas X3 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokK-011111425Tidak aktifK-021212637,5KurangK-031121531,25Tidak aktifK-041211531,25Tidak aktifK-051111425Tidak aktifK-061221`531,25Tidak aktifK-071211531,25Tidak aktifK-081111425Tidak aktifK-091221637,5KurangK-101211531,25Tidak aktifK-111111425Tidak aktifK-121211531,25Tidak aktifK-131211531,25Tidak aktifK-141111425Tidak aktifK-151232850KurangK-161111425Tidak aktifK-1723321062,5cukupK-181212637,5KurangK-191212637,5KurangK-201212637,5KurangK-211211531,25Tidak aktifK-221122637,5KurangK-232223956,25cukupK-241212637,5KurangK-251212637,5KurangK-261121531,25Tidak aktifK-271112531,25Tidak aktifK-281111425Tidak aktifK-291112531,25Tidak aktifK-301111425Tidak aktifK-311121531,25Tidak aktifK-321211531,25Tidak aktifrata-rata33,59Kurang Kelas X4 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021212637,5KurangE-031122637,5KurangE-041212637,5KurangE-051112531,25Tidak aktifE-061221`531,25Tidak aktifE-071212637,5KurangE-081111425Tidak aktifE-091221637,5KurangE-101211531,25Tidak aktifE-111111425Tidak aktifE-121212637,5KurangE-131211531,25Tidak aktifE-141222743,75KurangE-1532321062,5cukupE-161111425Tidak aktifE-171221637,5KurangE-181111425Tidak aktifE-191212637,5KurangE-201222743,75KurangE-211211531,25Tidak aktifE-221122637,5KurangE-231322850KurangE-241211531,25Tidak aktifE-251111425Tidak aktifE-261121531,25Tidak aktifE-271212637,5Kurangrata-rata34,95Kurang Kelas X5 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021211531,25Tidak aktifE-031211531,25Tidak aktifE-041212637,5KurangE-051111425Tidak aktifE-063231956,25cukupE-071211531,25Tidak aktifE-081111425Tidak aktifE-092223956,25cukupE-101211531,25Tidak aktifE-111112531,25Tidak aktifE-122211637,5KurangE-131121531,25Tidak aktifE-141112531,25Tidak aktifE-152211637,5KurangE-161212637,5KurangE-172111531,25Tidak aktifE-181212637,5KurangE-191121531,25Tidak aktifE-201111425Tidak aktifE-211331850KurangE-221111425Tidak aktifE-231221637,5KurangE-241111425Tidak aktifE-251211531,25Tidak aktifE-261231743,75Kurangrata-rata34,38Kurang Kelas X6 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021211531,25Tidak aktifE-031211531,25Tidak aktifE-041212637,5KurangE-051111425Tidak aktifE-063231956,25cukupE-071211531,25Tidak aktifE-081111425Tidak aktifE-092223956,25cukupE-101211531,25Tidak aktifE-111112531,25Tidak aktifE-122211637,5KurangE-131121531,25Tidak aktifE-141112531,25Tidak aktifE-152211637,5KurangE-161212637,5KurangE-172111531,25Tidak aktifE-181212637,5KurangE-191121531,25Tidak aktifE-201111425Tidak aktifE-211221637,5KurangE-221111425Tidak aktifE-231221637,5KurangE-241111425Tidak aktifE-251211531,25Tidak aktifE-261231743,75Kurangrata-rata33,89Kurang Kelas X7 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021212637,5KurangE-031121531,25Tidak aktifE-041211531,25Tidak aktifE-051111425Tidak aktifE-061221`531,25Tidak aktifE-071211531,25Tidak aktifE-081111425Tidak aktifE-091221637,5KurangE-101211531,25Tidak aktifE-111111425Tidak aktifE-121211531,25Tidak aktifE-131211531,25Tidak aktifE-141111425Tidak aktifE-151232850KurangE-161111425Tidak aktifE-171221637,5KurangE-181111425Tidak aktifE-191212637,5KurangE-201222743,75KurangE-211211531,25Tidak aktifE-221122637,5KurangE-231111425Tidak aktifE-241211531,25Tidak aktifE-251212637,5KurangE-261121531,25Tidak aktifE-271112531,25Tidak aktifE-281111425Tidak aktifrata-rata31,70Tidak aktif Lampiran 6 KISI-KISI SOAL UJI COBA No IndikatorKemampuan Berpikir KritisDomain KognitifJumlah InstrumenButir InstrumenC1C2C3C4C51.Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uangEksplanasi/penjelasan dan mengidentifikasi √ 1 No. 12.Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang.Mengidentifikasi konsep, memecahkan masalah dan menganalisis √ √ 3 No. 2, 3, 43.Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang.Eksplanasi/penjelasan √ 1 No. 54.Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.Mengidentifikasi √ 2 No. 6, 75.Menggambar grafikMenganalisis√√2No. 8, 9 permintaan uang dan penawaran uang.6.Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang.Menganalisis dan memecahkan masalah √ √ √ 3No. 10, 11, 127.Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinyaEksplanasi/penjelasan dan menganalisis √ √ √ 2 No. 13, 148.Mengidentifikasi sistem standar moneter.Mengidentifikasi konsep dan menganalisis √ √ 2 No. 15, 16 Lampiran 7 SOAL TES UJI COBA Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 90 menit Materi Pokok : Uang dan Perbankkan Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uang! 2. Identifikasi syarat-syarat suatu benda dapat dijadikan sebagai uang (min 5)! 3. Fungsi uang terbagi menjadi dua yaitu fungsi asli dan turunan. Identifikasi fungsi asli dari uang! 4. Mengapa uang kertas disebut juga uang fiduciary? Identifikasikan keuntungan penggunaan alat tukar darikertas! 5. Jelaskan yang Anda ketahui tentang permintaan dan penawaran uang! 6. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang dalam masyarakat! 7. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang dalam masyarakat! 8. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 9. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan spekulasi! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 10. Jelaskan yang Anda ketahui tentang uang inti dan identifikasi faktor yang mempengaruhi uang inti! 11. Bila jumah uang yang beredar (M) sebesar Rp 100 miliar, kecepatan peredaran uang (V) sebesar 8 kali, dan jumlah barang yang diperdagangkan (T) sebesar 200. Hitunglah tingkat harga (P)! 12. Apa yang Anda ketahui tentang: a. nilai nominal uang, b. nilai intrinsik uang, c. nilai internal, dan d. nilai eksternal uang 13. Menurut pendapat Anda bagaimanakah hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan meningkatnya pendapatan nasional? 14. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat! 15. Berikan penjelasan mengapa Hukum Gresham bisa terjadi pada sistem standar kembar? 16. Apa yang Anda ketahui tentang depresiasi dan apresiasi? Jelaskan! Lampiran 8 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. Uang yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was made to facility business transaction), yang secara umum dapat diterima di dalam bentuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa serta untuk pembayaran utang. 2. Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut. a. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability). b. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (portability). c. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability). d. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (divisibility). e. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value). f. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (scarcity) g. Mempunyai kesamaan kualitas (uniformity) 3. Fungsi asli uang: a. Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsicsebagai alat untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara natura (barter). b. Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk menentukan nilai dari suatu barang atau jasa, serta untuk menentukan besarnya harga. 4. Uang kertas merupakan uang fiduciary (uang kepercayaan), karena semua masyarakat mau menerima uang tersebut sebagai alat pembayaran, walaupun nilai intrinsiknya jauh lebih kecil daripada nilai nominalnya. Keuntungan penggunaan alat tukar dari kertas: a. Uang logam tidak dapat digunakan untuk jumlah yang sangat besar, sedangkan uang kertas tidak ada kesulitan. b. Biaya untuk membuat uang logam jauh lebih mahal daripada untuk membuat uang kertas. c. Uang logam kurang praktis, sukar dibawa ke tempat yang jauh dalam jumlah yang besar. 5. Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu. Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. 6. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di antaranya sebagai berikut: a. Adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang. b. Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan unsur inflasi. c. Tinggi rendahnya tingkat bunga. d. Adanya investasi atau pengembangan usaha sehingga membutuhkan dana/uang. e. Tingkat harga yang berlaku di pasar 7. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut: a. Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat inflasi (kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar. b. Keadaan internasional yang tidak stabil. c. Perkembangan perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor). d. Sistem perbankan yang berlaku. e. Penciptaan uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar. 8. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Pendapatan Nasional Yb D Ya 0 Ma Mb Permintaan uang Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi pendapatan, makin besar permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Sementara itu, pada saat pendapatan sebesar Ya, maka jumlah uang yang diperlukan untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar Ma.Tetapi bila pendapatan nasional Yb maka uang yang diperlukan sebesar Mb. 9. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan spekulasi Pendapatan Nasional ia ib 0 Ma Mb Petrmintaan uang Kurvapermintaanuanguntukspekulasi menunjukkanbahwamakin tinggi tingkatbunga (ia), makin kecil permintaan uang(Mb),sebaliknya makin rendah tingkatbunga (ib), makinbesar permintaan uang (Mb). LP padagambar tersebut menunjukkan kurva preferensi likuiditas. 10. Uang inti adalah saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia.Uang tunai yang dipegang baik oleh bank-bank umum maupun masyarakat umum.Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi uang inti antara lain: 1) pajak ekspor 2) sertifikasi ekspor 3) bea masuk/pajak impor 4) pengeluaran pemerintah 11. Tingkat harga (P) adalah: MV = PT 100 × 8= P × 200 200 P= 800 miliar 12. Nilai Uang a. nilai nominal uang adalah nilai yang tertera pada setiap mata uang yang bersangkutan. b. Nilai intrinsik adalah nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang. c. Nilai internal adalah kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. d. Nilai eksternal adalah kemampuan uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang asing (valuta asing). 13. Jika dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar salah satunya yaitu pendapatan masyarakat, pendapatan nasional sendiri merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Apabila penfdapatan masyarakat naik, semakin banayak jumlah uang yang dibutuhkan sehingga menambah jumlah uang yang beredar maka jumlah uang yang beredar akan bertambah. 14. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. a. Kebijakanmoneter, yaitukebijakanbanksentraldalammengaturjumlahuang beredar dan hak oktroi(haktunggal) untuk mencetak uang. b. Bank umum dalam membuat uang giral, yaitu membeli surat-surat berharga dari masyarakat. c. Pendapatanmasyarakat di mana semakin tinggi pendapatan masyarakatsemakin banyak jumlahuangyangdibutuhkan sehinggamenambah jumlah uang yang beredar. d. Tingkat suku bunga bank, yaitu apabila suku bunga tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabungsehingga mengurangi jumlah uang yang beredar, demikian juga sebaliknya. e. Kebijakan kredit, yaitu kebijakan uang ketat yang mempersulitpemberian kredit (tight money policy)sehingga akan mengurangi jumlahuang yang beredar.Sebaliknya kebijakan uang longgar yang mempermudah pemberiankredit(easy money policy)akan menambahjumlah uang yang beredar. f. Harga barang, di manahargatinggi akan mendorongjumlah uangyangdibutuhkan sehinggabertambahnya jumlah uang yang beredar akan bertambah, begitu juga sebaliknya. g. Selera konsumen, di mana peningkatan selera masyarakat pada suatu barang akan mendorong jumlah uang yang beredar, dan sebaliknya. 15. Hukum Gresham berbunyi “uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran”. Negara yang menggunakan standar kembar, artinya suatu negara menggunakan dualogam sebagai logam standar, maka negara tersebut akan menghadapi adanya daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran logam (emas/perak).Bisa saja terjadi uang yang bagus (emas) semakin lama semakin diturunkan menjadi uang yang jelek (perak/kertas elektronik) 16. Depresiasi adalah suatu proses penurunan mata uang dalam negeri yang disebabkan adanya mekanisme perdagangan.Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan. Lampiran 9 ANALISIS HASIL UJI COBA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 23 24 25 26 27 28UC-07 UC-28 UC-18 UC-23 UC-03 UC-125 2 2 2 2 22 2 2 2 1 12 2 3 1 2 22 2 4 2 2 11 2 2 3 2 21 1 1 1 1 21 1 1 1 1 11 1 1 0 0 00 0 0 0 0 03 3 3 3 5 51 2 2 1 2 11 2 2 2 1 23 3 1 3 3 23 2 2 1 3 10 0 0 0 0 00 0 0 0 0 026 25 26 22 25 22676 625 676 484 625 484 Validitas Butir SoalX X2 XY rxy rtabel Keterangan98 400 4180 0,561 0,374111 501 4869 0,919 0,37476 238 3157 0,317 0,374105 437 4497 0,739 0,37472 206 2963 0,262 0,37435 63 1446 0,155 0,37431 37 1275 0,307 0,37435 57 1578 0,829 0,37435 63 1629 0,894 0,374107 433 4350 0,170 0,374107 475 4716 0,900 0,374106 462 4633 0,842 0,37469 199 2852 0,254 0,37471 209 3037 0,598 0,37433 71 1610 0,884 0,37435 75 1461 0,857 0,374112648470ValidValidTidak ValidValidTidak ValidTidak ValidTidak ValidValidValidTidak ValidValidValidTidak ValidValidValidValid Tingkat KesukaranP Keterangan 0,70 0,79 0,54 0,75 0,64 0,25 0,22 0,25 0,25 0,76 0,76 0,76 0,49 0,51 0,24 0,31 Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Daya Pembeda BA BB Skor Maks D Keterangan 4,36 2,64 5 0,34 5,00 2,93 5 0,41 2,79 2,64 5 0,03 4,64 2,86 5 0,36 2,64 2,50 4 0,04 1,29 1,21 5 0,01 1,14 1,07 5 0,01 1,79 0,71 5 0,21 1,79 0,71 5 0,21 4,07 3,57 5 0,10 4,86 2,79 5 0,41 4,64 2,93 5 0,34 2,86 2,07 5 0,16 3,07 2,00 5 0,21 2,00 0,36 5 0,33 2,00 0,50 4 0,38 Cukup Baik Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Reliabilitas2,112,261,171,600,770,710,100,490,710,892,452,251,071,071,191,1620,02 118,10r110,886Keteranganr11> r tabel = ReliabelKeterangan
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai



Lampiran 10



Rumus:



PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA



Butir soal Valid jika rxy> rtabel

Berikut ini perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.


No.Butir
soal no
1 (X)Skor
Total
(Y)
X2
Y2
XY1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
282
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
3
2
2
3
5
3
2
2
5
2
2
2
2
253
53
51
51
49
49
48
50
46
47
51
47
45
45
43
47
43
39
36
34
28
25
26
25
26
22
25
224
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
4
4
9
4
4
9
25
9
4
4
25
4
4
4
4
42809
2809
2601
2601
2401
2401
2304
2500
2116
2209
2601
2209
2025
2025
1849
2209
1849
1521
1296
1156
784
625
676
625
676
484
625
484106
265
255
255
245
245
240
250
230
235
255
235
90
90
129
94
86
117
180
102
56
50
130
50
52
44
50
44981126400484704180






Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :


rxy
=
28
x
4180
98
x
112628x400-98
228x48470-11262rxy=0,5606
Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung adalah = 0,5606

Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid.






Lampiran 11


Rumus:







Keterangan:

PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA

n : banyaknya butir soal

 varian total

t2 : Jumlah Varian

Apabila r11> r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:=1+2+3+ . . .+16=2,1111+2,2579+1,1746+ . . .+1,1574=20,0159







Lampiran 12




PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA


Rumus:




Dengan Kriteria

Interval TKKriteria0,110,30Sukar0,310,70Sedang0,710,90Mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.


Kelompok AtasKelompok BawahNoKodeSkorNoKodeSkor1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-04
UC-05
UC-24
UC-26
UC-09
UC-21
UC-10
UC-17
UC-25
UC-19
UC-20
UC-13
UC-22
UC-082
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
21
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-02
UC-14
UC-01
UC-11
UC-06
UC-15
UC-27
UC-16
UC-07
UC-28
UC-18
UC-23
UC-03
UC-123
2
2
3
5
3
2
2
5
2
2
2
2
2Mean4,36Jumlah2,642857
TK
=3,505=0,700
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.





Lampiran 13


PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA



Rumus:



Dengan kriteria

Interval DPKriteria0,000,20Jelek0,210,40Cukup0,410,70Baik0,711,00Sangat Baik
NegativeSangat tidak baik,
sebaiknya dibuang
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.


Kelompok AtasKelompok BawahNoKodeSkorNoKodeSkor1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-04
UC-05
UC-24
UC-26
UC-09
UC-21
UC-10
UC-17
UC-25
UC-19
UC-20
UC-13
UC-22
UC-082
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
21
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-02
UC-14
UC-01
UC-11
UC-06
UC-15
UC-27
UC-16
UC-07
UC-28
UC-18
UC-23
UC-03
UC-123
2
2
3
5
3
2
2
5
2
2
2
2
2Mean4,36Mean2,643
D
=4,362,6435
=
0,343
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup.





Lampiran 14


NILA UJI COBA SOAL
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015



No.

Kode Responden

Nilai1UC-04752UC-05753UC-24734UC-26735UC-09716UC-21717UC-10708UC-17729UC-256810UC-196911UC-207312UC-136913UC-226714UC-086715UC-026516UC-146917UC-016518UC-116119UC-065820UC-155621UC-275022UC-164723UC-074824UC-284725UC-184826UC-234427UC-034728UC-1244





Lampiran 15

UJI NORMALITAS POPULASI
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015

KELAS X4

NONilaiUrutFrekuensi18270128274137775
24847557875
26797677076

48787797877108077118078

3127778138178148378

41580791684791790791875801197680
22078802185801228081
2237681248683125798412679901
nilai tertinggi90nilai terendah70Range20banyak kelas6panjang interval kelas4banyak data26



Tabel Frekuensi Diharapkan dan Pengamatan

Interval
fBatas
KelasZ untuk batas
KelasPeluang
ZLuas tiap kelas
intervalfrekuensi
diharapkan(Ei)frekuensi
Pengamatan(Oi)
270−73169,5-2,580,495174−77573,5-1,590,44410,0511,3310,0878−811277,5-0,590,22240,22175,7650,182−85681,50,400,15540,37789,82120,4886−89185,51,400,41920,26386,8660,1190−93189,52,390,49160,07241,8810,4193,5 3,38 0,49960,0080,2113,02Jumlah4,2
2hitung4,20dk55%2tabel11,072hitung<2tabel Ho diterima Normal Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh 2tabel = 11.07 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 4.20 11.07 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal UJI NORMALITAS POPULASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 KELAS X5 NONilaiUrutFrekuensi17765128169137470148074156575 26787577676 28787697977 2108177118078 4128078139078148478158379 3167679177579187080 4197780208080217880226981 2237581247983125798412678901 nilai tertinggi90nilai terendah65Range25banyak kelas6panjang interval kelas4banyak data26 Tabel Frekuensi Diharapkan dan Pengamatan Interval f Batas KelasZ untuk batas Kelas Peluang ZLuas tiap kelas intervalfrekuensi diharapkan(Ei)frekuensi Pengamatan(Oi) 265−68164,5-2,710,496669−72268,5-1,890,47060,0260,6810,1673−76472,5-1,080,35990,830521,59217,7877−801376,5-0,260,1026-0,2573-6,694-17,0881−84480,50,560,21230,31498,19132,8385−88184,51,380,41620,20395,3040,3288,5 2,19 0,48570,06951,8110,36Jumlah4,36078 2hitung<2tabel Ho diterima Normal Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh 2tabel = 11.07 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 4.36 11.07 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal Lampiran 16 UJI HOMOGENITAS POPULASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 Kelas X4 Kelas X5 NONilai18228237748457867977087897810801180127713811483158016841790187519762078218522802376248625792679Ʃ2077mean79,88  16,194,02n26 Hipotesis Ho : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat homogen Ha : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat tidak homogen Pengujian Hipotesis Dengan harga satuan Barlet sebesar dan harga varians populasi sebesar Kriteria yang digunakan : Ho diterima bila χ2 hitung < χ2 tabel Ha diterima bila χ2 hitung ≥ χ2 tabel χ2 tabel = χ2 (1-α)(dk), derajat kebebasan (dk)= k-1, kesalahan relatif (α)= 5% dengan k = 3 Pengujian Hipotesis Noni(ni-1)   log (ni-1)(ni-1)log1262516,191,209404,65430,2292262523,941,379598,61534,480Ʃ501003,26964,709 logB 20,065 1,302 65,122 0,952 Uji Homogenitas Keterangan χ2hitung χ2tabel 0,952 3,841 homogen Lampiran 17 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga : EkonomiKelas/Program Semester: X/IPS : 2Standar Kompetensi Alokasi: 7. Memahami uang dan perbankan : 6 x 45 menit Kompetensi DasarMateri PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu (menit)Sumber/ Bahan/ Alat 7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang7.1.1. Pengertian permintaan dan penawaran uang. 7.1.2. Faktor-faktor yang mempengaru hi permintaan dan penawaran uang.Mendeskripsikan pengertian dan faktor \faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang melalui kajian referensi.1. Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang 4. Mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. 5. Menggambar grafik1. Tugas Individu 2. Tugas kelompok 3. Presentasi6 x45 menit1. Hand out Ekonomi 2. Buku Ekonomi BSE- Sukardi 3. Buku Ekonomi Kelas X Ismawant o – Gema Ilmu 4. Buku permintaan dan penawaran uang. 6. Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. 7. Mendeskripsikan uang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 8. Menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 9. Mengidentifikasi sistem standar moneter.Ekonomi untuk kelas X, BSE Sri Nur MulyaniMengetahui, Guru Mapel Ekonomi, Peneliti Wahidah Widiati, S.Pd. Cita Nursasi NIP 198006192008012014 NIM 7101411236 Lampiran 18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit I. Standar Kompetensi Memahami uang dan perbankan II. Kompetensi Dasar III. Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang IV. Indikator Pertemuan 1 1. Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. 5. Menggambar grafik permintaan uang dan penawaran uang. Pertemuan 2 1. Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. 2. Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 4. Mendinetifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian V. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Siswa dapat mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Siswa dapat mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. 5. Siswa dapat menggambar grafik permintaan dan penawaran uang. 6. Siswa dapat mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. Pertemuan 2 1. Siswa dapat mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 3. Siswa dapat mengidentifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian VI. Materi Pembelajaran 1. Pengertian uang. 2. Jenis-jenis uang. 3. Permintaan uang dan penawaran uang 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang 5. Teori uang dan nilai uang. 6. Sistem Standar Moneter VII. Metode Pembelajaran Think Pair and Share VIII. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran : Power point, Papan Tulis 2. Alat Pembelajara : Laptop, LCD proyektor, spidol 3. Sumber Pembelajaran : Buku Ekonomi Kelas X Ismawanto 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sri Nur Mulyani 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sukardi 2009 Buku catatan IX. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kesatu90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang konsep dasar permintaan dan penawaran uang dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share. 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Mengkaji referensi dengan memfasilitasi siswa untuk berpikir tentang perkembangan uang, fungsi uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. Elaborasi 1. Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru tentang permintaan dan penawaran uang. 2. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan), kemudian guru membagikan tema mengenai materi permintaan dan penawaran uang kepada setiap kelompok, terdapat 13 tema yang didiskusikan yaitu pengertian dan syarat benda menjadi uang, fungsi uang dan jenis uang, pengertian dan faktor permintaan uang, pengertian dan faktor penawaran uang, grafik permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, grafik permintaan uang untuk70 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi spekulasi, Teori kuantitas uang Irving Fisher, nilai uang, pengertian dan faktor uang beredar, sitem standar tunggal, sistem standar kembar dan berlakunya hukum Gresham, sistem standar pincang dan sistem standar kertas. 3. Guru meminta siswa untuk memikirkan tema yang telah dibagikan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan kemudian siswa bergabung dengan teman kelompoknya untuk menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing. 4. Setelah siswa selesai menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing untuk mendapatkan hasil yang tepat, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk membagikan hasil pemikirannya di depan kelas, dan kelompok yang lain berhak untuk mengajukan pertanyaan maupun berpendapat. Dari kegiatan ini akan terlihat cara berpikir kritis dari masing-masing siswa. 5. Berawal dari kegiatan tersebiut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahn dan menambah materi yang belum disampaikan oleh setiap kelompok. 6. Penutup Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk lisan kepada seluruh siswa.Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran.10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri 2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 3. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kedua90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa. 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang konsep dasar permintaan dan penawaran uang dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Mengkaji referensi dengan memfasilitasi siswa untuk berpikir tentang perkembangan uang, fungsi uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. Elaborasi 1. Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru tentang permintaan dan penawaran uang. 2. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan), kemudian guru membagikan tema mengenai materi permintaan dan penawaran uang kepada setiap kelompok, terdapat 13 tema yang didiskusikan yaitu pengertian dan syarat benda menjadi uang, fungsi uang dan jenis uang, pengertian dan faktor permintaan uang, pengertian dan faktor penawaran uang, grafik permintaan uang untuk transaksi dan70 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi berjaga-jaga, grafik permintaan uang untuk spekulasi, Teori kuantitas uang Irving Fisher, nilai uang, pengertian dan faktor uang beredar, sitem standar tunggal, sistem standar kembar dan berlakunya hukum Gresham, sistem standar pincang dan sistem standar kertas. 3. Guru meminta siswa untuk memikirkan tema yang telah dibagikan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan kemudian siswa bergabung dengan teman kelompoknya untuk menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing. 4. Setelah siswa selesai menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing untuk mendapatkan hasil yang tepat, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk membagikan hasil pemikirannya di depan kelas, dan kelompok yang lain berhak untuk mengajukan pertanyaan maupun berpendapat. Dari kegiatan ini akan terlihat cara berpikir kritis dari masing-masing siswa. 5. Berawal dari kegiatan tersebiut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahn dan menambah materi yang belum disampaikan oleh setiap kelompok. 6. Penutup Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk lisan kepada seluruh siswa.Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri pembelajaran. 2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 3. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.Pertemuan Ketiga90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa. 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru mempersiapkan kondisi belajar siswa. 4. Guru menyampaikan tata tertib ulangan yang akan dilaksanakan.15 menit1. Disiplin 2. KerjasamaInti1. Guru membagi soal UH (Ulangan Harian). 2. Guru mengawasi jalannya ulangan harian Guru mengambil jawaban siswa ketika waktu ulanganharian selesai60 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi diriKegiatan Penutup1. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 2. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.15 Menit1. Uji diri 2. Potensi diri X. Penilaian a. Teknik Penilaian : Tes tulis b. Instrumen : Soal Uraian, Lembar Observasi c. Aspek yang dinilai : Kemampuan Berpikir Kritis, aktivitas siswa Rembang, 20 April 2015 Guru Mata Pelajaran Ekonomi Peneliti Wahidah Widiati, S.Pd Cita Nursasi NIP 198006192008012014 NIM 7101411236 Lampiran 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit I. Standar Kompetensi Memahami uang dan perbankan II. Kompetensi Dasar III. Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang IV. Indikator Pertemuan 1 1. Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. 5. Menggambar grafik permintaan uang dan penawaran uang. Pertemuan 2 1. Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. 2. Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 4. Mendinetifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian V. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Siswa dapat mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Siswa dapat mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. 5. Siswa dapat menggambar grafik permintaan dan penawaran uang. 6. Siswa dapat mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. Pertemuan 2 1. Siswa dapat mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor- faktor yang mempengaruhinya. 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 3. Siswa dapat mengidentifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian VI. Materi Pembelajaran 1. Pengertian uang. 2. Jenis-jenis uang. 3. Permintaan uang dan penawaran uang 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang 5. Teori uang dan nilai uang. 6. Sistem Standar Moneter VII. Metode Pembelajaran Konvensional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan) VIII. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran : Power point, Papan Tulis 2. Alat Pembelajara : Laptop, LCD proyektor, spidol 3. Sumber Pembelajaran : Buku Ekonomi Kelas X Ismawanto 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sri Nur Mulyani 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sukardi 2009 Buku catatan IX. Langkah-langah Pembelajaran Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kesatu90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang konsep dasar permintaan dan penawaran uang 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Menggali pengetahuan awal dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan disampaikan. Elaborasi 1. Guru menjelaskan tentang pengertian uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. 2. Setelah menjelaskan materi, guru menawarkan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas. 3. Guru memberikan sejumlah pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan untuk mengetahui keterserapan materi dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. 4. Guru memberikan tugas terstruktur kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk lisan kepada seluruh siswa.71 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran. 2. Guru memberikan tugas sebagai pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik untuk pembelajaran mandiri dirumah tentang kecepatan peredran uang, dan standar moneter. 3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 4. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kedua90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang konsep dasar permintaan dan penawaran uang 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Menggali pengetahuan awal dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan disampaikan. Elaborasi 1. Guru menjelaskan tentang pengertian uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. 2. Setelah menjelaskan materi, guru menawarkan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas.70 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi 3. Guru memberika sejumlah pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan untuk mengetahui keterserapan materi dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. 4. Guru memberikan tugas terstruktur kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk lisan kepada seluruh siswa.Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran. 2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 3. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Ketiga90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa. 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru mempersiapkan kondisi belajar siswa. 4. Guru menyampaikan tata tertib ulangan yang akan dilaksanakan.15 menit1. Disiplin 2. KerjasamaInti1. Guru membagi soal UH (Ulangan Harian). 2. Guru mengawasi jalannya ulangan harian 3. Guru mengambil jawaban siswa ketika waktu ulanganharian selesai60 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi diri Kegiatan Penutup1. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 2. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.16 Menit1. Uji diri 2. Potensi diri XI. Penilaian a. Teknik Penilaian : Tes tulis b. Instrumen : Soal Uraian, Lembar Observasi c. Aspek yang dinilai : Kemampuan Berpikir Kritis, aktivitas siswa XII. Tugas Terstruktur 1. Berikan penjelasan sebatas apa yang kamu ketahui mengenai pengertian uang yang beredar! Menurutmu apakah jumlah uang yang beredar dapat meningkatkan pendapatan nasional? 2. Berikan penjelasan mengapa Hukum Gresham bisa terjadi pada sistem standar kembar dan cara-cara mengatasinya! XIII. Tidak tidak Terstruktur Seperti kalian ketahui bahwa banyak sekali uang yang beredar dalam masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan. Coba diskusikan dengan teman-temanmu, apa saja yang beredar di masyarakat dalam rangka melakukan transaksi, baik transaksi dagang maupun transaksi jasa! Rembang, 20 April 2015 Guru Mata Pelajaran Ekonomi Peneliti Wahidah Widiati, S.Pd Cita Nursasi NIP 198006192008012014 NIM 7101411236 Lampiran 20 KISI-KISI SOAL POST TEST No IndikatorKemampuan Berpikir KritisDomain KognitifJumlah InstrumenButir InstrumenC1C2C3C4C51.Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uangEksplanasi/penjelasan dan mengidentifikasi √ √ 2 No. 1, 22.Mengidentifikasi jenis-jenis uang.Mengidentifikasi konsep, memecahkan masalah dan menganalisis √ 1 No. 33.Menggambar grafik permintaan uang dan penawaran uang.Menganalisis √ √ 2 No. 4, 56.Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang.Menganalisis dan memecahkan masalah √ √ √ 2 No. 6, 77.Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinyaEksplanasi/penjelasan dan menganalisis √ √ √ 2 No. 6, 8 Lampiran 21 SOAL POST TEST Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 90 menit Materi Pokok : Uang dan Perbankkan Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uang! 2. Identifikasi syarat-syarat suatu benda dapat dijadikan sebagai uang (min 5)! 3. Mengapa uang kertas disebut juga uang fiduciary? Identifikasikan keuntungan penggunaan alat tukar darikertas! 4. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 5. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan spekulasi! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 6. Bila jumah uang yang beredar (M) sebesar Rp 100 miliar, kecepatan peredaran uang (V) sebesar 8 kali, dan jumlah barang yang diperdagangkan (T) sebesar 200. Hitunglah tingkat harga (P)! 7. Apa yang Anda ketahui tentang: e. nilai nominal uang, f. nilai intrinsik uang, g. nilai internal, dan h. nilai eksternal uang 8. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat! 9. Berikan penjelasan mengapa Hukum Gresham bisa terjadi pada sistem standar kembar? 10. Apa yang Anda ketahui tentang depresiasi dan apresiasi? Jelaskan! Lampiran 22 KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST 1. Uang yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was made to facility business transaction), yang secara umum dapat diterima di dalam bentuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa serta untuk pembayaran utang. 2. Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat- syarat sebagai berikut. h. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability). i. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (portability). j. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability). k. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (divisibility). l. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value). m. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (scarcity) n. Mempunyai kesamaan kualitas (uniformity) 3. Uang kertas merupakan uang fiduciary (uang kepercayaan), karena semua masyarakat mau menerima uang tersebut sebagai alat pembayaran, walaupun nilai intrinsiknya jauh lebih kecil daripada nilai nominalnya. Keuntungan penggunaan alat tukar dari kertas: d. Uang logam tidak dapat digunakan untuk jumlah yang sangat besar, sedangkan uang kertas tidak ada kesulitan. e. Biaya untuk membuat uang logam jauh lebih mahal daripada untuk membuat uang kertas. f. Uang logam kurang praktis, sukar dibawa ke tempat yang jauh dalam jumlah yang besar. 4. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Pendapatan Nasional Yb D Ya 0 Ma Mb Permintaan uang Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi pendapatan, makin besar permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Sementara itu, pada saat pendapatan sebesar Ya, maka jumlah uang yang diperlukan untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar Ma.Tetapi bila pendapatan nasional Yb maka uang yang diperlukan sebesar Mb. 5. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan spekulasi Pendapatan Nasional ia ib 0 Ma Mb Petrmintaan uang Kurvapermintaanuanguntukspekulasi menunjukkanbahwamakin tinggi tingkatbunga (ia), makin kecil permintaan uang(Mb),sebaliknya makin rendah tingkatbunga (ib), makinbesar permintaan uang (Mb). padagambar tersebut menunjukkan kurva preferensi likuiditas.LP6.Tingkat harga (P) adalah:MV = PT 100 × 8= P × 200 200 P= 800miliar 7. Nilai Uang e. nilai nominal uang adalah nilai yang tertera pada setiap mata uang yang bersangkutan. f. Nilai intrinsik adalah nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang. g. Nilai internal adalah kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. h. Nilai eksternal adalah kemampuan uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang asing (valuta asing). 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. h. Kebijakanmoneter, yaitukebijakanbanksentraldalammengaturjumlahuang beredar dan hak oktroi(haktunggal) untuk mencetak uang. i. Bank umum dalam membuat uang giral, yaitu membeli surat-surat berharga dari masyarakat. j. Pendapatanmasyarakat di mana semakin tinggi pendapatan masyarakatsemakin banyak jumlahuangyangdibutuhkan sehinggamenambah jumlah uang yang beredar. k. Tingkat suku bunga bank, yaitu apabila suku bunga tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabungsehingga mengurangi jumlah uang yang beredar, demikian juga sebaliknya. l. Kebijakan kredit, yaitu kebijakan uang ketat yang mempersulitpemberian kredit (tight money policy)sehingga akan mengurangi jumlahuang yang beredar.Sebaliknya kebijakan uang longgar yang mempermudah pemberiankredit(easy money policy)akan menambahjumlah uang yang beredar. m. Harga barang, di manahargatinggi akan mendorongjumlah uangyangdibutuhkan sehinggabertambahnya jumlah uang yang beredar akan bertambah, begitu juga sebaliknya. n. Selera konsumen, di mana peningkatan selera masyarakat pada suatu barang akan mendorong jumlah uang yang beredar, dan sebaliknya. 9. Hukum Gresham berbunyi “uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran”. Negara yang menggunakan standar kembar, artinya suatu negara menggunakan dualogam sebagai logam standar, maka negara tersebut akan menghadapi adanya daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran logam (emas/perak).Bisa saja terjadi uang yang bagus (emas) semakin lama semakin diturunkan menjadi uang yang jelek (perak/kertas elektronik) 10. Depresiasi adalah suatu proses penurunan mata uang dalam negeri yang disebabkan adanya mekanisme perdagangan. Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.

Demikian tulisan tentang

Download 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk SMA dan MA .

Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu!

Posting Komentar untuk "Download 25 Contoh PTK Ekonomi SMA/MA Gratis"