Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka 2024: Strategi Lengkap untuk Guru
Dalam era transformasi pendidikan Indonesia, Kurikulum Merdeka hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel, berpihak pada peserta didik, dan berorientasi pada pengembangan kompetensi nyata. Salah satu dokumen kunci yang menjadi rujukan utama bagi pendidik adalah Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi Tahun 2024, yang diterbitkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Artikel ini menyajikan ulasan mendalam, sistematis, dan praktis berdasarkan panduan tersebut—dirancang khusus untuk membantu guru, kepala sekolah, pengawas, dan komunitas belajar dalam memahami, merancang, melaksanakan, hingga mengevaluasi pembelajaran dan asesmen secara holistik dan berkelanjutan.
1. Filosofi Inti: Pembelajaran dan Asesmen sebagai Satu Kesatuan
Panduan ini menekankan bahwa pembelajaran dan asesmen bukan dua entitas terpisah, melainkan bagian dari satu siklus utuh yang saling menguatkan. Asesmen tidak lagi dipandang sebagai “ujian akhir”, melainkan sebagai umpan balik berkelanjutan yang menginformasikan desain pembelajaran selanjutnya.
Dalam paradigma ini, asesmen formatif menjadi tulang punggung. Ia dilakukan sepanjang proses—di awal (diagnostik), selama (progresif), dan di akhir (konfirmatif)—untuk memahami capaian peserta didik secara real-time. Tujuannya bukan memberi nilai, melainkan mengidentifikasi kesenjangan belajar dan menyesuaikan strategi pengajaran.
Sebaliknya, asesmen sumatif digunakan hanya untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran pada akhir suatu unit atau fase, dan menjadi dasar pelaporan kepada orang tua serta pertimbangan kenaikan kelas.
2. Prinsip Pembelajaran: Lima Pilar yang Menghidupkan Kelas
Panduan menjabarkan lima prinsip utama pembelajaran yang harus mewarnai setiap kegiatan di kelas:
a. Interaktif
Pembelajaran harus memfasilitasi dialog antara guru-peserta didik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan materi. Guru berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber ilmu. Contoh: diskusi kelompok, eksperimen kolaboratif, atau debat terpandu.
b. Inspiratif
Guru menciptakan suasana yang memicu rasa ingin tahu, imajinasi, dan eksplorasi. Ini bisa dilakukan melalui studi kasus nyata, proyek berbasis masalah lokal, atau mengundang narasumber dari masyarakat.
c. Menyenangkan
Proses belajar harus membangkitkan emosi positif—bebas dari perundungan, menghargai keberagaman, dan memungkinkan variasi metode (permainan, drama, seni, teknologi). Suasana kelas yang rileks namun fokus menjadi kunci.
d. Menantang
Tugas dan aktivitas dirancang sesuai tahap perkembangan peserta didik, namun cukup menantang untuk mendorong mereka melampaui zona nyaman. Ini bukan berarti membebani, melainkan memberi “tantangan yang tepat” (just-right challenge).
e. Memberi Ruang bagi Prakarsa, Kreativitas, dan Kemandirian
Peserta didik diberi kebebasan memilih topik, format karya, atau cara menyelesaikan tugas. Mereka juga dilibatkan dalam menetapkan target belajar dan merefleksikan kemajuan diri—langkah awal menuju pembelajaran sepanjang hayat.
3. Prinsip Asesmen: Adil, Objektif, Edukatif, dan Berkelanjutan
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka harus memenuhi empat prinsip utama:
- Berkeadilan: Tidak bias latar belakang, gender, atau kebutuhan khusus. Instrumen disesuaikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
- Objektif: Berdasarkan bukti faktual, bukan prasangka atau preferensi pribadi.
- Edukatif: Hasil asesmen digunakan untuk memberi umpan balik yang membangun—bagi peserta didik, guru, dan orang tua.
- Berkelanjutan: Dilakukan secara berkala, bukan hanya sekali di akhir semester.
Penting dicatat: asesmen tidak boleh menggunakan tes tertulis/lisan semata. Teknik seperti observasi, portofolio, proyek, dan penilaian diri justru lebih direkomendasikan karena mampu menangkap kompetensi secara utuh.
4. Perencanaan Pembelajaran: Dimulai dari Capaian Pembelajaran (CP)
Langkah pertama dalam perencanaan adalah memahami Capaian Pembelajaran (CP)—kompetensi yang harus dicapai peserta didik di akhir suatu fase (misalnya Fase D untuk SMP kelas VII–IX).
Dari CP, guru menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), yaitu urutan logis tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama satu fase. ATP bisa:
- Menggunakan contoh dari Platform Merdeka Mengajar,
- Memodifikasi contoh sesuai kebutuhan peserta didik, atau
- Mengembangkan ATP sendiri secara kolaboratif dengan rekan sejawat.
ATP inilah yang menjadi “peta jalan” untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar. Keduanya harus mencakup tiga komponen inti: tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, dan asesmen.
5. Diferensiasi Pembelajaran: Mengajar Sesuai Tahap Capaian Peserta Didik
Salah satu terobosan utama Kurikulum Merdeka adalah prinsip “teaching at the right level”—mengajar sesuai dengan tahap pemahaman peserta didik, bukan hanya berdasarkan usia atau kelas.
Ini diwujudkan melalui pembelajaran terdiferensiasi, yang bisa dilakukan dalam tiga dimensi:
a. Diferensiasi Konten
Peserta didik yang belum menguasai dasar fokus pada konsep inti, sementara yang sudah mahir diberi materi pengayaan atau aplikasi lanjutan.
b. Diferensiasi Proses
Metode pembelajaran disesuaikan: kelompok yang butuh bimbingan intensif belajar dengan pendekatan langsung, sementara kelompok mandiri mengerjakan proyek terbuka.
c. Diferensiasi Produk
Hasil akhir bisa beragam: laporan tertulis, presentasi, video, poster, atau karya seni—selama mampu membuktikan penguasaan kompetensi.
Yang perlu dihindari: mengelompokkan berdasarkan “gaya belajar” (visual, auditori, kinestetik). Panduan tegas menyatakan bahwa pendekatan ini tidak didukung bukti ilmiah dan justru membatasi potensi peserta didik. Sebaliknya, guru didorong menggunakan beragam metode dalam satu pembelajaran agar semua peserta didik terlibat.
6. Asesmen Formatif: Jantung Pembelajaran yang Responsif
Asesmen formatif dilakukan secara:
- Di awal pembelajaran: untuk memetakan kesiapan peserta didik (asesmen diagnostik).
- Selama pembelajaran: melalui observasi, kuis cepat, diskusi, atau refleksi harian.
- Di akhir pembelajaran: untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan sebelum melanjutkan ke topik berikutnya.
Instrumen asesmen formatif bisa berupa:
- Lembar observasi
- Rubrik penilaian
- Catatan anekdot
- Penilaian diri dan antar-teman
- Portofolio
Yang terpenting: hasil asesmen formatif tidak boleh dijadikan nilai rapor. Ia murni alat untuk perbaikan pembelajaran.
7. Pelaporan Hasil Belajar: Deskriptif, Informatif, dan Kolaboratif
Rapor dalam Kurikulum Merdeka tidak lagi hanya berisi angka, melainkan deskripsi kualitatif yang menjelaskan:
- Kompetensi apa yang sudah dikuasai,
- Kompetensi apa yang masih perlu ditingkatkan,
- Rekomendasi tindak lanjut untuk peserta didik dan orang tua.
Deskripsi ini ditulis dengan kalimat positif dan memotivasi, misalnya: “Ananda mampu menganalisis data dengan diagram box plot, namun perlu latihan lebih lanjut dalam menginterpretasi korelasi dua variabel numerik.”
Selain rapor, satuan pendidikan juga dapat menggunakan portofolio dan skill passport (khusus SMK) sebagai pelengkap laporan perkembangan peserta didik.
8. Mekanisme Kenaikan Kelas: Fleksibel dan Berpihak pada Peserta Didik
Kurikulum Merdeka menghilangkan konsep “tinggal kelas” sebagai hukuman. Jika peserta didik belum mencapai seluruh tujuan pembelajaran, ia tetap naik kelas bersama teman sebayanya, namun:
- Materi yang belum tuntas tetap dicantumkan di rapor,
- Diberikan pendampingan tambahan di kelas berikutnya,
- Dilakukan intervensi spesifik sesuai kebutuhan.
Keputusan “tidak naik kelas” hanya diambil dalam kasus luar biasa—misalnya banyak mata pelajaran tidak tuntas disertai masalah sikap berat—dan harus melalui musyawarah guru dengan pertimbangan psikologis yang matang.
9. Refleksi: Kunci Peningkatan Kualitas Berkelanjutan
Panduan menekankan pentingnya refleksi oleh:
- Guru: mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran,
- Peserta didik: merefleksikan proses belajar dan menetapkan target baru,
- Kepala sekolah: memberikan umpan balik konstruktif dan memfasilitasi kolaborasi,
- Pengawas: mendampingi secara non-judgmental, bukan hanya memeriksa administrasi.
Refleksi ini menjadi dasar penyusunan rencana perbaikan—sehingga pembelajaran terus berkembang dari tahun ke tahun.
10. Implementasi Bertahap: Sesuaikan dengan Kesiapan Anda
Panduan mengakui bahwa tidak semua guru siap menerapkan Kurikulum Merdeka secara penuh sekaligus. Oleh karena itu, disediakan tahapan implementasi:
- Tahap Awal: Gunakan contoh ATP dan modul ajar dari Platform Merdeka Mengajar.
- Tahap Berkembang: Modifikasi contoh sesuai konteks kelas.
- Tahap Siap: Kembangkan ATP dan modul ajar sendiri dengan kolaborasi MGMP.
- Tahap Mahir: Menjadi mentor bagi guru lain dan berkontribusi pada pengembangan kurikulum di tingkat daerah.
Yang terpenting bukan seberapa cepat Anda mencapai tahap mahir, melainkan konsistensi dalam mempraktikkan prinsip-prinsip pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
Penutup: Menuju Pendidikan yang Membebaskan dan Memuliakan
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi 2024 bukan sekadar dokumen teknis—ia adalah manifesto filosofis tentang bagaimana pendidikan seharusnya: manusiawi, inklusif, dan membebaskan. Ia mengajak guru untuk berani keluar dari zona nyaman administratif dan masuk ke dalam ruang kelas yang hidup, dinamis, dan penuh makna.
Bagi guru, kepala sekolah, atau pengawas: mulailah dari satu langkah kecil. Ubah satu asesmen menjadi formatif. Coba diferensiasi sederhana. Libatkan peserta didik dalam refleksi. Karena perubahan besar dimulai dari praktik nyata di kelas—bukan dari dokumen di atas meja.
Dengan memahami dan menerapkan panduan ini, kita tidak hanya mengajar mata pelajaran—kita sedang membentuk Pelajar Pancasila: beriman, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Referensi: Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah – Edisi Revisi Tahun 2024, BSKAP Kemendikbudristek.

Posting Komentar untuk "Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka 2024: Strategi Lengkap untuk Guru"
Masukan dari Anda Terhadap Tulisan Kami Akan Sangat Kami Apresiasi. Terima Kasih dan Selamat Berpartisipasi!