Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebanyak 115 Guru Dikirimkan ke Malaysia

115 Guru Indonesia Dikirimkan Untuk Tuntaskan Pendidikan Bagi Anak TKI



115 Guru Indonesia Dikirimkan Untuk Tuntaskan Pendidikan Bagi Anak TKI

Mendikbud Muhadjir Effendy pada acara pelepasan guru Indonesia jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Senin (26/9/2016), menerangkan bahwa ketimpangan pendidikan yang terjadi kepada para anak TKI khususnya di Malaysia sangat membutuhkan perhatian yang serius karena hal tersebut akan menjadi suatu langkah yang strategis sebagai ujung tombak Indonesia dalam rangka membangun kecerdasan anak bangsa.

Rencananya, para guru Indonesia itu akan ditempatkan di Sekolah Indonesia di Kota Kinabalu, Community Learning Centre (CLC) di Kota Kinabalu dan Tawa, Pusat Belajar Humana, Johor Bahru, Kemanggisan, dan Sarawak.

Sebagaimana amanat yang jelas tertuang di dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara wajib melaksanakan penyelenggaraan pendidikan wajib belajar 9 tahun untuk setiap warga negara baik yang tinggal di dalam wilayah NKRI ataupun yang berdomisili di luar negeri.

Dengan menggunakan basis data pada bulan September 2015, anak Indonesia dengan rentang umur 1-18 tahun sejumlah 53.687 anak, sedangkan yang bisa mendapatkan layanan pendidikan baru sebanyak 24.856 siswa. Berikut rincian jumlah siswa yang telah mendapatkan layanan pendidikan di Malaysia:

a. Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) 1 lembaga, 927 siswa;

b. Community Learning Center (CLC) tingkat sekolah dasar (SD): 69 lembaga, 8.122 siswa;

c. Community Learning Center (CLC) tingkat sekolah menengah pertama (SMP): 140 lembaga, 3.224 siswa

d. Pusat Belajar (PB) HUMANA: 134 lembaga, 12.583 siswa.

Total: 344 lembaga, 24.856 siswa

Di tahun ini, Pemerintah melalui Kemendikbud mengirimkan guru Indonesia yang bertugas untuk mendidik anak-anak Indonesia dengan jenjang pendidikan setara dengan sekolah pendidikan dasar dan menengah tahap 7.

Di sisi lain, Pengiriman guru Indonesia, menurut Muhadjir, mampu membentengi para anak TKI tersebut dengan rasa nasionalisme yang tinggi. Sebanyak 115 guru yang akan dikirimkan di Malaysia, terdiri dari 101 guru jenjang pendidikan dasar (Dikdas) dan 14 orang guru Pendidikan Menengah (Dikmen). Mereka telah di seleksi di tiga Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Negeri Makassar .

Kegiatan pengiriman guru Dikdas dan guru Dikmen ini bakal berlangsung selama 4 hari dengan rincian kegiatan sebagai berikut: tanggal 26 September 2016, terdapat pengukuhan dan pelepasan guru tahap 7. Pada tanggal 27 September 2016, keberangkatan guru menuju Tawau Sabah, Malaysia. Kemudian, acara serah terima guru kepada Perwakilan RI di Kota Kinabalu, Johor Bahru dan Tawau Malaysia pada tanggal 28 September 2016, dan distribusi penempatan semua guru di wilayah kota Kinabalu, Tawau, Johor Bahru dan Kelang Malaysia pada tanggal 29 September 2016.

Data Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen GTK Kemendikbud) tahun 2016, secara keseluruhan, terdapat 338 orang guru yang bertugas di Malaysia, yang meliputi 223 guru sedang bertugas, dan 115 orang guru yang akan berangkat.

Menurut data Ditjen GTK Kemendikbud, rekam jejak pengiriman guru bagi anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia berawal pada tahun 2006 dengan berbagai tahapan, yaitu Rapat Koordinasi di Kantor Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, survei ke wilayah Sabah dan Serawak Malaysia, survei ke Nunukan Kalimantan Timur, Joint Working Group (JWG) Meeting di Langkawi Malaysia, pertemuan tindak lanjut hasil JWG di Malaysia, pertemuan antara pihak Indonesia dengan pihak Kementerian Pelajaran Malaysia dan instansi lain yang terkait di Putra Jaya Malaysia. Selanjutnya, 17 Maret 2009, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Haji Ahmad Badawi menyelenggarakan joint statement pada annual consultations, diantaranya berisi penghargaan kepada Malaysia yang telah mengijinkan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu sebagai tempat pendidikan anak–anak pekerja Indonesia dan diharapkan bisa memfasilitasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di area perkebunan.

Sehingga, pengiriman guru tersebut mampu memenuhi tiga tujuan utama, yaitu pertama memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang tidak memperoleh akses pendidikan di tempat orang tuanya bekerja di Malaysia. Kedua, mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ketiga, menumbuhkan nilai-nilai persatuan, membangun rasa kebangsaan, dan menanamkan kepribadian serta kebanggaan sebagai Warga Negara Indonesia.

Posting Komentar untuk "Sebanyak 115 Guru Dikirimkan ke Malaysia"