Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jadwal Imsakiyah Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M

Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan Untuk Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M:Buka Puasa, Sahur, Imsak, dan Jadwal Sholat

Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan Untuk Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M:Buka Puasa, Sahur, Imsak, dan Jadwal Sholat






Jadwal imsakiyah yang disajikan kali ini khusus untuk wilayah Kabupaten Wonosobo. Bagi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut, disarankan untuk melihat atau mencetak Jadwal Imsakiyah Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M agar dalam menjalankan puasa ramadhan pada tahun ini bisa lebih khusyuk dan tertata. Selain menyajikan jadwal imsakiyah, pada tautan download yang disediakan juga berisi Jadwal Buka Puasa, Sahur, dan Jadwal Sholat.

Akan tetapi sebelum menginjak pada Jadwal Imsakiyah Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M, akan diulas terlebih dahulu tentang sejarah Kabupaten Wonosobo. Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara.

Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang membantu Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Setjonegoro.

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo

Berdasarkan cerita rakyat, pada awal abad ke-17 tersebutlah 3 orang pengelana masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik, mulai merintis permukiman yang diketahui saat ini bernama Wonosobo. Selanjutnya, Kyai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kyai Walik bermukim di sekitar Kota Wonosobo sekarang.

Dikemudian hari, dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh yang bernama Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok, Wonosobo, atau Plobangan saat ini.

Salah seorang cucu Kyai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim tersebut dikenal sebagai Ki Singodewono yang telah mendapat hadiah suatu tempat di Selomerto dari Keraton Mataram serta diangkat sebagai penguasa daerah ini namanya diganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di Desa Pakuncen.

Selanjutnya pada masa Perang Diponegoro ( 1825 - 1830 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal sebagai Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaraan, Gajah Permodo dan Kyai Muhamad Ngampah.

Dalam pertempuran melawan Belanda, Kyai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kyai Muhamad Ngampah dengan nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro.

Eksistensi kekuasaan Setjonegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir. Disebutkan pula bahwa Setjonegoro adalah bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo saat ini.

Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Pimpinan DPRD dan Pmpinan Komisi serta Instansi Pemerintah Wonosobo yang telah menyepakati Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli 1825.

Kuliner Khas Wonosobo

Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa masakan khas, yaitu:

1. Mi Ongklok, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang terbuat dari bahan mi kering atau mi basah yang direbus dan diberi tambahan berupa sayur kubis yang dicampur adukkan ( di ongklok ) di dalam panci rebus, dan setelah matang, ditambahkan dengan tepung kanji masak ( biasanya berwana coklat ) sebagai penyedap masakan dan biasanya dapat disantap dengan dilengkapi sate ayam.
2. Sego Megono, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang dibuat dari nasi yang dicampur dengan sayuran dan juga ikan teri, masyarakat Wonosobo pada umumnya menyebut Segu Megono dengan nama " Sego Reged " yang berarti nasi yang kotor karena terdapat campuran sayur dan juga ikan teri di dalamnya.
3. Dendeng Gepuk

Setelah mengetahui secara sekilas tentang Kabupaten Wonosobo beserta sejarahnya, berikut disajikan tautan Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan Untuk Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M:Buka Puasa, Sahur, Imsak, dan Jadwal Sholat:


Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan Untuk Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M:Buka Puasa, Sahur, Imsak, dan Jadwal Sholat


Dipersilahkan untuk mendonwload file tersebut pada tautan yang telah disediakan agar mendapatkan informasi yang lengkap dan utuh.

Sekian tulisan yang berjudul:

Jadwal Imsakiyah Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M

Semoga sebaran informasi ini bermanfaat dan salam sukses selalu!

Posting Komentar untuk "Jadwal Imsakiyah Kabupaten Wonosobo Tahun 1440 H/2019 M"