Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Pembahasan Lengkap

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Pengertian, Langkah-langkah,  Kelebihan dan Kekurangannya

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan salin membantu dalam menguasai pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal” (Isjoni, 2013: 77). Model ini dikembangkan oleh Elliot Aronson, dkk dari Univesitas Texas yang kemudian di adaptasi oleh Slavin dan dinamakan model Jigsaw (Tijan dan Hasan, 2010: 34). Model pembelajaran jigsaw ini termasuk dalam model pembelajaran kooperatif. Di samping Jigsaw, terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif lain seperti STAD, Investigasi Kelompok, TPS, TGT, dan Number Head Together.

Model pembelajaran Jigsaw ini dilandasi oleh teori belajar humanistik, karena teori humanistik menjelaskan bahwa pada hakikatnya setiap manusiaadalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang danmenentukan perilakunya (Hamdayama, 2014: 87). “Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain” (Hamdayama, 2014: 87)

Dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri atasberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri atas anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal (Hamdayama, 2014: 88). Peran guru dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw ini yaitu memfasilitasi atau memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.


Model pembelajaran kooperatif Jigsaw berbeda dengan pembelajaran tradisional. Dalam model pembelajaran biasa atau tradisonal guru menjadi pusat semua kegiatan kelas. Sebaliknya, di dalam model belajar Jigsaw, meskipun guru tetap mengendalikan aturan, ia tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas, tetapi siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas (Isjoni, 2013: 82). Hal ini sejalan dengan pendapat Adams (2013: 68) menyatakan bahwa:

Compared with traditional teaching methods, the jigsaw has several benefits or advantages or importance. First and foremost, most teachers find jigsaw easy to learn because teacher is not the sole provider of knowledge which makes most teachers enjoys working with it because it can be used with other teaching strategies. It works even if only used for an hour per day. Again, it is an efficient way to learn. It enables students take ownership in the work and achievement. Students are held accountable among their peers, also learning revolves round interaction with peers and therefore students are active participants in the learning process and this helps build interpersonal and interactive skills.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional, Jigsaw memiliki beberapa manfaat atau keuntungan. Pertama dan terpenting, kebanyakan guru menemukan Jigsaw mudah untuk dipelajari karena guru bukan satu-satunya penyedia pengetahuan yang membuat kebanyakan guru menikmati bekerja dengannya karena dapat digunakan dengan strategi pengajaran lainnya. Guru bekerja bahkan jika hanya digunakan untu ksatu jam per hari. Sekali lagi, itu adalah cara yang efisien untuk belajar. Hal ini memungkinkan siswa mengambil kepemilikan dalam pekerjaan dan prestasi.

Siswa bertanggung jawab di antara teman-teman mereka, juga belajar berputar interaksi dengan teman sebaya dan oleh karena itu siswa aktif dalam proses pembelajaran dan ini membantu membangun keterampilan interpersonal dan interaktif.

Menurut Huda (2014: 204), dalam Jigsaw guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada dasarnya merupakan suatu model dimana guru di sini berperan sebagai fasilitator dan memotivasi siswa. Dalam model ini, siswa yang menjadi pusat kegiatan kelas. Selain itu, model ini dapat melatih siswa untuk memiliki sikap bertanggungjawab dan melatih siswa untuk berinteraksi dengan teman satu dengan teman lainnya.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Hamdayama (2014: 88-9) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw yaitu sebagai berikut:

(1) Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.

(2) Tiap orang dalam kelompok diberi subtopik yang berbeda.

(3) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan subtopik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.

(4) Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.

(5) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.

(6) Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.

(7) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.


(8) Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.

(9) Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.

Sementara Aqib (2013: 21) menyebutkan langkah-langkah dalam model pembelajaran Jigsaw yaitu sebagai berikut:

(1) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

(2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

(3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

(4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

(5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

(6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

(7) Guru memberi evaluasi.

(8) Penutup.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw




Model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan (Hamdayama, 2014: 89), yaitu sebagai berikut:

(1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

(2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

(3) Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Beberapa hal yang bisa menjadi kekurangan aplikasi model pembelajaran Jigsaw, menurut Roy Killen (1996) dalam Hamdayama (2014: 89-90) yaitu sebagai berikut:

(1) Prinsip utama pembelajaran ini adalah „peer teaching pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain.

(2) Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman.

(3) Record siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.

(4) Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

(5) Apabila siswa lebih dari 40 maka aplikasi model ini sangat sulit.

Demikian tulisan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Semoga menginspirasi dan bermanfaat. Salam sukses selalu!

Sumber: Sangga Ary Winachyu, 2015. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN 2 KALIORI BANYUMAS MELALUI MODEL JIGSAW BERBANTUAN MEDIA PAPAN BERPAKU. Online Library Unnes. Semarang.

Posting Komentar untuk "Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Pembahasan Lengkap"