Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Download Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika SMP


Download Contoh Kumpulan Judul dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas/ PTK  Matematika Kelas 7, 8, 9 SMP

Kumpulan Penelitian Tindakan Kelas Matematika Kelas 7, 8, 9 SMP






Apa kabar sobat InformasiGuru di manapun berada. Pada kesempatan kali ini, kami masih menyajikan untuk Anda materi tentang contoh judul dan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Anda bisa mengunduh file yang kami sediakan secara simpel dan kami pastikan link download bisa terunduh secara sempurna. Untuk judul tulisan kali ini adalah Download Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika SMP yang mana telah kami sediakan file yang berisi materi contoh PTK Matematika mulai dari kelas 7, 8 dan juga kelas 9 SMP.

Kemampuan matematika, baik dalam operasi matematika maupun logika matematika di masa mendatang ditentukan oleh kemampuan matematika para peserta didik di sekolah saat ini yang belum dapat dikatakan tinggi. Rendahnya kemampuan matematika merupakan salah satu alasan ketidak senangan peserta didik terhadap pelajaran matematika. Kadir (dalam Masrukan, 2008: 2) menyatakan bahwa dibalik rendahnya kemampuan dan ketidak senangan peserta didik terhadap matematika disebabkan oleh: (1) kurikulum yang padat, (2) rendahnya kualitas buku paket, (3) media pembelajran yang kurang efektif, (4) metode pengajaran tradisional dan tidak interaktif, dan (5) buruknya sistem penilaian yang hanya mengejar solusi tetapi mengabaikan proses mendapatkan solusi.

Berikut kami sajikan untuk Anda tautan untuk mengunduh Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika SMP jenjang kelas 7, 8 dan 9 yang telah kami kumpulkan dari berbagai sumber beserta tautan downloadnya secara gratis dan mudah untuk Anda:


Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika Kelas 7/ VII:

1.”Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan TPS pada Materi Pokok Segiempat kelas VII” - Endang Werdiningsih
ABSTRAK
Werdiningsih, Endang. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC Dan TPS Pada Materi Pokok Segiempat Kelas VII. Skripsi, Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing Utama Drs. Moch Chotim, MS. dan Pembimbing
Pendamping: Drs. Suhito, M.Pd.
Kata kunci: CIRC, TPS, Materi Pokok Segiempat.
Hasil belajar peserta didik dalam bidang geometri cukup memprihatinkan.
Banyak peserta didik kelas VII SMP Negeri 30 Semarang yang belum bisa
memahami konsep-konsep geometri dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan
geometri. Disamping itu, pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung
monoton, sehinggga dapat mengurangi motivasi peserta didik. Salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan penerapan model
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, yaitu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) dan TPS (Think Pairs Share).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan TPS pada materi pokok segiempat kelas VII.
Sehingga, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para guru
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi pokok
segiempat.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 30
Semarang. Dengan teknik cluster random sampling dipilih dua kelas sebagai sampel
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes kemudian dilakukan
analisis untuk merumuskan hasil penelitian. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa
hasil belajar peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dan TPS sama-sama mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Akan tetapi,
proporsi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC lebih dari proporsi peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar dengan model TPS.
Pada pembelajaran dengan model CIRC peserta didik terlihat lebih aktif dan
interaksi antar anggota kelompok dapat terjadi dengan baik, sehingga mereka mampu
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Sedangkan pada pembelajaran TPS,
peserta didik cenderung kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan dan interaksi antar anggota kelompok masih kurang.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC lebih efektif dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS, oleh
karena itu guru matematika di SMP Negeri 30 Semarang hendaknya mencoba
menerapkan model pembelajaran CIRC pada materi pokok segiempat untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan TPS pada Materi Pokok Segiempat kelas VII

2.KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL COGNITIVE GROWTH BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII PADA MATERI TRANSFORMASI
- Nindya Ayu Saputri
ABSTRAKSaputri, Nindya Ayu. 2014. Keefektifan Pembelajaran Model Cognitive Growth
Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Kelas VII pada Materi Transformasi. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Drs. Amin Suyitno, M. Pd.
Kata kunci: cognitive growth, keefektifan, kemampuan pemecahan masalah, LKS.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Tujuan tersebut
dapat dipenuhi melalui pembelajaran yang efektif. Salah satu upaya untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif, adalah menggunakan model
pembelajaran. Terdapat pembelajaran cognitive growth berbantuan LKS yang
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap confrontation with stage-relevant stage,
dilanjutkan dengan tahap inquiry, kemudian tahap transfer. Melalui pembelajaran
tersebut, kemampuan pemecahan masalah siswa diharapkan dapat meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa sesudah mendapatkan pembelajaran model cognitive
growth berbantuan LKS lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah
siswa sebelum mendapatkan pembelajaran model cognitive growth berbantuan
LKS, untuk mengetahui bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan model pembelajaran cognitive growth berbantuan LKS lebih tinggi
daripada kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model
pembelajaran langsung, untuk mengetahui bahwa kemampuan pemecahan
masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran cognitive growth
berbantuan LKS dapat mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah, dan untuk
mengetahui bahwa persentase siswa yang mencapai ketuntasan pada kelompok
yang menggunakan model pembelajaran cognitive growth berbantuan LKS lebih
dari atau sama dengan 75%.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Buluspesantren tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 256 siswa yang terbagi dalam
delapan kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling dan
terpilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelompok eksperimen menggunakan
model pembelajaran cognitive growth berbantuan LKS dan kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran langsung. Data penelitian diperoleh dengan
metode tes dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan
masalah siswa kelompok eksperimen sebesar 74,08 dan kelompok kontrol sebesar
70,59. Dari hasil uji perbedaan rata-rata menggunakan t-test dengan α= 5%,
diperoleh thitung = 3,209 > ttabel = 1,671, sehingga Ha:
diterima. Hal tersebut berarti rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
posttest pada kelompok kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran cognitive growth berbantuan LKS efektif untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII pada materi transformasi.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL COGNITIVE GROWTH BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII PADA MATERI TRANSFORMASI


3.KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGITTW BERBANTUANGEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIFMATEMATIS SISWA KELAS VII MATERI SEGITIGA - Gias Atikasari
ABSTRAK
Atikasari, Gias. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi TTW Berdantuan GeoGebra terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas VII Materi Segitiga. Skripsi. Jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing:Ary Woro Kurniasih, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci : berpikir kreatif, kooperatif, TTW, GeoGebra
Berdasarkan hasil PISA diperoleh diperoleh fakta bahwakemampuan
matematik siswa hanya berkutat di level 1, level 2, dan level 3. Sedangkan
kemampuan matematik pada level 4, level 5, dan level 6 masih sangat rendah.
Untuk menyelesaikan soal level 4, level 5, dan level 6, dibutuhkan kemampuan
berpikir kreatif. Hal tersebut menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa di
Indonesia masih redah. Berdasarkan pengamatan selama PPL dan berdasarkan
wawancara dengan salah satu guru matematika di MTs Negeri Kendal diperoleh
informasi bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis masih rendah serta siswa
masih kesulitan dalam mempelajari materi segitiga. Model pembelajara yang
sering digunakan guru matematika di MTs Negeri Kendal adalah model
pembelajaran ekspositori. Selama pembelajaran menggunakan ekspositori
kemampuan berpikir kreatif siswa belum berkembang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan strategi
Think-Talk-Write berbantuan GeoGebraterhadap kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa kelas VII materi segitiga.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang
digunakan adalah Posttes-Only Control Design yang melibatkan dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah
semua peserta didik kelas VII MTs Negeri Kendal. Teknik pengambilan sampel
digunakan cluster random sampling. Kelas VII F sebagai kelas eksperimen dan
kelas VII E sebagai kontrol. Teknik pengumpulan data yaitu teknik dokumentasi
dan pemberian tes kemampuan berpikir kreatif.
Berdasarkan analisis hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
strategi Think-Talk-Write (TTW) berbantuan GeoGebra dapat mencapai
ketuntasan belajar. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis dengan model
pembelajaran kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) berbantuan
GeoGebra lebih baik daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan bahwa model
pembelajaran kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write berbantuan GeoGebra
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII pada materi segitiga efektif.
Saran yang dapat disumbangkan berkaitan dengan penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write berbantuan GeoGebra
dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk menumbuhkembangkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGITTW BERBANTUANGEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIFMATEMATIS SISWA KELAS VII MATERI SEGITIGA

4.Meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas Siswa Kelas VII SMP N 3 satu Atap Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share berbasis RME - Harni
ABSTRAK
Harni. 2011. Meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas
Siswa Kelas VII SMP N 3 satu Atap Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 pada
Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran
Think-Pair-Share berbasis RME. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Dr. Kartono, M.Si., Pembimbing II: Dr. Scolastika Mariani, M.Si.
Kata kunci: Motivasi, Aktivitas, Prestasi belajar TPS berbasis RME.
Model pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah model
pembelajaran konvensional, di mana guru yang mendominasi kegiatan
pembelajaran, dan keaktifan peserta didik kurang. Agar peserta didik dapat
terlibat aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep-konsep matematika dan
menyelesaikan masalah matematika, di antaranya yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe TPS berbasis RME. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
Apakah model pembelajaran Think-Pair-Share berbasis RME pada pokok
bahasan Persegi dan Persegi Panjang dapat meningkatka prestasi, motivasi dan
aktivitas matematika belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 satu Atap
Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Satu Atap
Grobogan tahun pelajaran 2010/2011. Pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus.
Siklus I pada materi persegi, siklus II pada materi persegi panjang. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian mengalami peningkatan prestasi, aktivitas dan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP N 3 Satu Atap Grobogan tahun pelajaran
2010/2011. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil siklus I rata-rata prestasi siswa
yaitu 5,7 mengalami peningkatan disiklus II menjadi 6,8. Pada aktivitas belajar
pada siklus I yaitu : 5,4 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 7,
sedangkan motivasi pada siklus I mencapai 105,60 mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 111,77
Disimpulkan bahwa prestasi, aktivitas belajar matematika dan motivasi
belajar pada siswa kelas VII SMP N 3 Satu Atap Grobogan pada materi persegi
dan persegi panjang ddapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif TPS
berbasis RME. Dengan saran guru hendaknya memilih model pembelajaran
kooperatif TPS berbasis RME dalam proses pembelajaran matematika khususnya
TPS pada materi persegi dan persegi panjang untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

Meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas Siswa Kelas VII SMP N 3 satu Atap Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share berbasis RME

5.PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 23 SEMARANG DALAM MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA - Retno Sulistiowati
ABSTRAK
Sulistiowati, Retno, 2011. Pengaruh Sikap dan Motivasi Belajar Peserta Didik
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 23 Semarang dalam
Model Pembelajaran Team Assisted Individualization dengan Bantuan Alat Peraga
pada Materi Segitiga. Skripsi jurusan Matematika FMIPA UNNES, Dra. Endang
Retno W, M.Pd dan Drs. Arief Agoestanto, M.Si
Kata kunci: Sikap peserta didik, Motivasi Belajar Peserta Didik, Hasil Belajar,
Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan proses belajar mengajar.
Hasil belajar peserta didik di SMP N 23 Semarang masih rendah. Hasil belajar
matematika kemungkinan dipengaruhi oleh sikap dan motivasi belajar peserta
didik. Sikap dan motivasi belajar peserta didik SMP N 23 Semarang dalam
pelajaran matematika pun masih rendah. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik dengan
kemampuan individualnya masing-masing bekerja sama di dalam kelompok kecil
dengan kemampuan yang berbeda. Dengan model pembelajaran TAI ini dapat
membangun sikap belajar kelompok dan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Alat peraga digunakan untuk lebih memudahkan peserta didik dalam
memahami konsep tentang materi segitiga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan sikap dan motivasi belajar peserta didik dengan model pembelajaran
TAI berbantuan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik. Dan untuk
mengetahui berapa persen pengaruh sikap dan motivasi belajar peserta didik
dengan model pembelajaran TAI berbantuan alat peraga terhadap hasil belajar
peserta didik.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri
23 Semarang. Teknik samplingnya adalah random sampling diperoleh ukuran
sampel 36 peserta didik. Variabel bebasnya adalah sikap dan motivasi belajar
peserta didik, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik.
Metode pengumpulan data menggunakan metode angket untuk mengukur sikap
dan motivasi belajar peserta didik dan metode tes untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik yang sebelumnya telah diujicobakan dan dianalisis. Hasil skor
angket dan nilai hasil belajar di analisis melalui analisis regresi linier ganda.
Berdasarkan analisis regresi linear ganda diperoleh persamaan regresi
. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa
regresi linear ganda berarti, koefisien korelasi ganda berarti, dan koefisien regresi
linear ganda berarti. Maka model regresi linear ganda dapat digunakan untuk
mengukur dan membuat kesimpulan. Jadi terdapat pengaruh positif antara sikap
dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar. Persentase pengaruhnya
adalah 57,2%.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 23 SEMARANG DALAM MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA

Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika Kelas 8/ VIII:

1.KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA PADA MATERI POKOK LINGKARAN KELAS VIII SMP N 1 KARANGKOBAR - Harningtyas Primadani

ABSTRAK
Primadani, Harningtyas. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Explicit
Instruction dan Picture And Picture terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa pada Materi Pokok Lingkaran Kelas VIII SMP N 1
Karangkobar. Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Iwan
Junaedi, M.Pd, Pembimbing II: Endang Sugiharti, S.Si, M.Kom.
Kata kunci: pembelajaran Explicit Instruction, pembelajaran Picture and Picture,
kemampuan komunikasi matematik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penerapan
model pembelajaran Explicit Instruction dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa, untuk mengetahui keefektifan penerapan model
pembelajaran Picture and Picture dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik siswa, dan untuk mengetahui adakah perbedaan rata-rata tes
kemampuan komunikasi matematik siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Karangkobar tahun 2010/2011 yang terbagi dalam tujuh kelas. Karena
populasinya telah terbagi dalam kelas-kelas maka metode pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode cluster random sampling dan terpilihlah
siswa kelas VIIIB dan VIIIC sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIIE
sebagai kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen I adalah 80,09,eksperimen II sebesar 78,1 dan rata-rata hasil belajar
kelas kontrol sebesar 72,6. Berdasarkan hasil uji t dan uji proporsi menunjukan
bahwa kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan, baik ketuntasan individual
maupun ketuntasan klasikal. Dari hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh
sehingga H0: ditolak. Artinya rata-rata kelas
eksperimen dengan rata-rata kelas kontrol tidak sama di mana hasil belajar pada
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dari hasil perhitungan uji
lanjut LSD, rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematik siswa yang
menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction tidak berbeda secara
signifikan dengan rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematik siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
Simpulan yang diperoleh adalah model pembelajaran Explicit Instruction dan
Picture and Picture efektif terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa
pada materi pokok lingkaran Kelas VIII SMP N 1 Karangkobar .
Saran yang dapat peneliti berikan untuk peneliti selanjutnya adalah
perkuat landasan teori untuk mendasari penyusunan hipotesis yang lebih tepat dan
pergunakan media-media pembelajaran yang lebih menarik, inovatif, dan
menyenangkan agar siswa selalu berantusias dalam mengikuti setiap kegiatan
pembelajaran.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA PADA MATERI POKOK LINGKARAN KELAS VIII SMP N 1 KARANGKOBAR

2.KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MATEMATIK PADA MATERI POKOK FUNGSI KELAS VIII SEMESTER I MTs NEGERI SUMBER KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 - Musta’anah

ABSTRAK
Musta’anah. 2011. Keefektivan Model Pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME) Berbantuan Kartu Masalah terhadap Kemampuan Menulis
Matematik pada Materi Pokok Fungsi Kelas VIII Semester I MTs Negeri Sumber
Kabupaten Rembang Tahun pelajaran 2010/2011. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika. MIPA. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dr.
Iwan Junaedi, M.Pd, Pembimbing II. Dra. Kristina Wijayanti, M.S.
Kata Kunci: Pembelajaran Realistic Mathematics Education Berbantuan Kartu
Masalah, Kemampuan Menulis Matematik
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa dapat
mengkomunikasikan gagasan/ide-ide matematika dengan menulis matematik
sebagai salah satu aspeknya. Dari hasil observasi, MTs Negeri Sumber Kabupaten
Rembang adalah salah satu sekolah yang pembelajaran matematikanya lebih
banyak dilakukan dengan metode ekspositori. Hal ini menyebabkan siswa kurang
terlatih untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika, baik secara
lisan maupun tertulis. RME adalah suatu pembelajaran yang dilakukan dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan masalah realistik yang dikenali
oleh siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan media pembelajaran yang
dapat mendukung kegiatan pembelajaran, salah satunya kartu masalah. RME
berbantuan kartu masalah dapat mengasah kemampuan menulis matematik karena
siswa dituntut untuk menemukan dan menuliskan sendiri konsep materi yang
dipelajari dengan menyimpulkan penyelesaian dari kartu masalah. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah: apakah pembelajaran RME berbantuan kartu masalah
efektif terhadap kemampuan menulis matematik siswa kelas VIII MTs Negeri
Sumber Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2010/2011 mata pelajaran
matematika materi pokok fungsi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas VIII MTs Negeri Sumber
Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2010/2011. Penentuan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara mengundi kelas-kelas anggota populasi dan diperoleh kelas
VIII 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 5 sebagai kelas kontrol. Metode
yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode dokumentasi dan tes.
Analisis data dilakukan dengan menguji normalitas (uji Chi kuadrat), uji
homogenitas (uji F) dan uji kesamaan rata-rata (uji t).
Dari uji kesamaan rata-rata diperoleh ( ,1 790) ( ,1 668) hitung tabel t > t yang
berarti bahwa rata-rata kemampuan menulis matematik siswa yang diajar dengan
RME berbantuan kartu masalah lebih dari rata-rata kemampuan menulis
matematik siswa yang diajar dengan metode ekspositori. Sebanyak 29 dari 36
siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai ≥ 65, artinya lebih dari 85% siswa di
kelas eksperimen telah tuntas belajar.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran RME
berbantuan kartu masalah efektif terhadap kemampuan menulis matematik siswa
kelas VIII Semester I MTs Negeri Sumber Kabupaten Rembang tahun pelajaran
2010/2011 pada materi pokok fungsi. Oleh karena itu, pembelajaran RME
berbantuan kartu masalah perlu terus diterapkan pada materi-materi yang lain.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MATEMATIK PADA MATERI POKOK FUNGSI KELAS VIII SEMESTER I MTs NEGERI SUMBER KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

3.STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN TAI DAN MODEL CIRC TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 8 SEMARANG PADA MATERI KUBUS DAN BALOK - Tri Lusi Hartati

ABSTRAK
Hartati,Tri Lusi. 2014.Studi KomparatifModel Pembelajaran Model TAI dan
Model CIRC terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa KelasVIII SMP
N 8 Semarang pada Materi Kubus dan Balok.Skripsi, Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd.
Kata kunci :kemampuan komunikasi matematis; model pembelajaran CIRC;
modelpembelajaran TAI; studi komparatif.
Pemilihan model pembelajaran matematika dapat mempengaruhi
kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah melalui pembelajaran yang menciptakan pengalaman belajar siswa untuk
aktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran model TAI
dan pembelajaran model CIRC. Tujuan penelitian ini adalah(1)untuk mengetahui
apakah kemampuan komunikasi matematis siswa dengan model TAI mencapai
ketuntasan belajar; (2) untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi
matematis siswa dengan model CIRC mencapai ketuntasan belajar; (3) untuk
mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa dengan model
TAIlebih baik daripada dengan model CIRC.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP N 8
Semarang tahun ajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
teknik purposivesampling. Siswa kelas VIII B terpilih sebagai kelas eksperimen I
dan siswa kelas VIII C terpilih sebagai kelas eksperimen II. Metode pengumpulan
data menggunakan metode dokumentasi, tes dan observasi. Data hasil penelitian
tersebut selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas eksperimen I dengan model TAIdan kelas eksperimen II dengan
model CIRCmencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil uji perbedaan dua
rata-rata menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa kelas
eksperimen I lebih baik daripada eksperimen II.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis matematika dengan model pembelajaran TAI
dan CIRCmencapai ketuntasan belajar dan kemampuan komunikasi matematis
matematika siswa dengan model TAI lebih baik dari pada kemampuan
komunikasi matematis matematika dengan model CIRC. Disarankan bahwa
model pembelajaran TAIdanCIRCdapat digunakan sebagai alternatif model
pembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi matematis
siswa.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN TAI DAN MODEL CIRC TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 8 SEMARANG PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

4.KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN - Erni Musyahadah
ABSTRAK
Musyahadah, Erni. 2011. Keefektifan Penerapan Metode Guided Discovery
Berbantuan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dan Kartu Soal
terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas VIII SMP pada
Materi Pokok Lingkaran. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama: Dra.
Kristina Wijayanti, M.S., Pembimbing Pendamping: Dr. Iwan Junaedi, M.Pd.
Kata kunci: metode pembelajaran Guided Discovery, LKPD, kartu soal,
kemampuan komunikasi matematis.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mempelajari
matematika adalah kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan ini dapat
dikuasai dengan baik jika terjadi pembelajaran yang bermakna dan melibatkan
keaktifan peserta didik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik
melalui metode pembelajaran Guided Discovery berbantuan LKPD dan metode
pembelajaran Guided Discovery berbantuan kartu soal pada materi pokok
lingkaran kelas VIII SMP tahun pelajaran 2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 2 Sulang tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan teknik random sampling dan terpilih secara acak peserta
didik kelas VIIID sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi metode Guided
Discovery berbantuan LKPD, peserta didik kelas VIIIF sebagai kelas eksperimen
2 yang diberi metode Guided Discovery berbantuan kartu soal dan peserta didik
kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Data hasil penelitian diperoleh dengan metode
tes yang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji proporsi dan uji ANAVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) berdasarkan hasil uji proporsi
diperoleh bahwa proporsi peserta didik kelas eksperimen 1 dan peserta didik kelas
eksperimen 2 yang mendapatkan nilai tes komunikasi matematis lebih dari atau
sama dengan 65 lebih dari 75%, (2) rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi
matematis dengan uji ANAVA diperoleh
Fhitung   10  Ftabel 8,89 3,
sehingga Ho
ditolak dan berarti terdapat perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi
matematis peserta didik pada kelas eksperimen 1, peserta didik kelas eksperimen
2 dan peserta didik kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji lanjut Scheeffe didapatkan
hasil bahwa perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis
peserta didik kelas eksperimen 1 dan peserta didik kelas eksperimen 2 tidak
signifikan. Akan tetapi rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis
peserta didik kelas eksperimen 1 dan peserta didik kelas eksperimen 2 berbeda
signifikan dengan peserta didik kelas kontrol, yaitu rata-rata hasil tes kemampuan
komunikasi matematis peserta didik kelas eksperimen 1 dan peserta didik kelas
eksperimen 2 lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis
peserta didik kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memberikan saran agar dalam
menerapkan metode Guided Discovery berbantuan LKPD dan metode Guided
Discovery berbantuan kartu soal guru dapat mengelola waktu dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Guru diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran lain yang sesuai
dengan penerapan metode Guided Discovery sehingga media yang digunakan
tidak hanya CD pembelajaran, LKPD dan kartu soal. Selain itu perlu dilakukan
perbaikan CD pembelajaran, LKPD, dan kartu soal yang digunakan dalam
penelitian ini agar didapatkan hasil yang lebih baik dari hasil penelitian ini.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN

5.IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII
- DYAH KHOIRINA SARI
ABSTRAK
Khoirina S, Dyah. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dan STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi
Matematika pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII. Skripsi. Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I:Dr. Masrukan, M. Si., Pembimbing II:Dr. St. Budi
Waluyo, M. Si.
Kata kunci: kemampuan penalaran dan komunikasi matematika, pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran tradisional yang meniti beratkan pada guru ternyata
tidak memberikan hasil belajar yang cukup baik, ini dikarenakan peserta didik
hanya pasif menerina apa yang guru sampaikan. Model pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model yang menggunakan prinsip pembelajaran metematika
sebagai aktivitas sosial, sehingga dengan model ini pesera didik lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Berdasarkan pemikiran tersebut, model pembelajan
koopratif khususnya tipe Jigsaw dan STAD dapat dijadikan alternatif dalam
pembelajaran metematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
komunikasi matemaika. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dan STAD peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar dan untuk
mengetahui manakah yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, STAD, dan ekspositori untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika pada materi persamaan garis lurus.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII SMPN
24 Semarang tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini diambil secara
cluster sampling dan terpilih peserta didik kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen I
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, kelas VIIIC
sebagai kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, serta kelas VIIIB sebagai kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori. Data dari penelitian ini diperoleh dengan motode tes
dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini nenunjukan bahwa rata-rata kemampuan penalaran
dan komunikasi matematika kelas eksperimen 1 sebesar 78,59; kelas eksperimen 2
sebesar 76,03 dan kelas kontrol sebesar 71,28. Setelah dilakukan analisis
memberikan hasil 1). dengan menggunakan uji proporsi, ketuntasan belajar kelas
eksperimen I dan II mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan; 2). dengan uji
perbedaan rata-rata menggunakan ANAVA diperoleh Fhitung = > 08 = Ftabel 3 ,22 3,
yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari 3 perlakuan yang
diberikan. Dengan uji lanjut LDS dipeoleh hasil bahwa yang berbeda secara
signifikan adalah model pembelajaan kooperatif tip Jigsaw dengan ekspositori.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti memberikan saran bagi guru matemaika
agar dapat mengembangkan pembelajaran dengan model pembelajaran koopratif,
terutama Jigsaw dan STAD unuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII

Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika Kelas 9/ IX:

1.EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA “3 IN 1” DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX DI SMP NEGERI 13 SEMARANG - Abid Khoirul Ismail

ABSTRAK
Ismail, A. K. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika
Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Drs. Sugiman, M.Si dan Pembimbing Pendamping Putriaji
Hendikawati, S.Si., M.Pd.,M.Sc.
Kata kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media “3 In 1”, Hasil Belajar.
Sebagian besar peserta didik SMP kesulitan dalam memahami konsep
yang bersifat abstrak. Hasil belajar materi kesebangunan peserta didik kelas IX
SMP N 13 Semarang Tahun 2010/2011 masih banyak yang belum mencapai
KKM. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan
menggunakan media ”3 In 1” merupakan salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan
membantu peserta didik dalam berpikir secara abstrak sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi kesebangunan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hasil belajar
peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1” lebih baik dari model pembelajaran ekspositori dan
(2) hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3
In 1” lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1” dan model pembelajaran ekspositori.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 13
Semarang. Dengan teknik random sampling terpilih tiga kelas sampel yaitu kelas
IX F sebagai kelas eksperimen 1, IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas
kelas IX G sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan
metode tes. Teknik analisis data menggunakan uji kesamaan rata-rata satu pihak
(pihak kanan), analisis varians satu arah (anava), dan uji lanjut Tukey-Kramer.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1
adalah 80,93, kelas eksperimen 2 adalah 70,49, dan kelas kontrol 60,04.
Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata satu pihak (pihak kanan)
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih baik
dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis anava dan diuji lanjut
dengan Tukey-Kramer menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen 1 lebih
baik dibandingkan kelas eksperimen 2 maupun kelas kontrol. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT dengan
menggunakan media “3 In 1” efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas IX
SMP Negeri 13 Semarang pada materi kesebangunan.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA “3 IN 1” DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX DI SMP NEGERI 13 SEMARANG

2.IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL“THINK-PAIR-SHARE” PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP SEMESTA (Kelas 9) - Ylyas Sopyyev
ABSTRAK
Ylyas Sopyyev. 2013. Implementasi Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Model “Think-pair-share” pada Materi Fungsi Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa SMP Semesta. Skripsi. Pendidikan Matematika. FMIPA.
UNNES. Pembimbing I. Dra. Endang Retno W, M.Pd, Pembimbing II. Drs. Arief
Agoestanto, M.Si.
Kata Kunci: Think-pair-share, Motivasi, Hasil Belajar
Pembelajaran pada materi pokok fungsi di SMP Semesta Bilingual
Boarding School 80% didominasi oleh guru, siswa duduk mendengarkan atau
diskusi, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara guru,
menyelesaikan soal-soal, akibatnya siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan
mengalami kesulitan belajar matematika. Think-pair-share merupakan salah satu
alternatif pembelajaran untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun rumusan
penelitian ini adalah: 1) apakah hasil belajar siswa kelas IX di SMP Bilingual
Boarding School Semesta dengan model pembelajaran Think-Pair-Share maupun
pembelajaran ekpsositori pada materi pokok fungsi mencapai ketuntasan belajar?
2) Apakah rata-rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think-PairShare
lebih baik dari pada pembelajaran ekpsositori pada materi pokok fungsi? 3)
Apakah motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa?
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan populasi siswa
kelas IX SMP Bilingual Boarding School Semesta. Sebagai sampelnya adalah 23
siswa kelas IX A sebagai kelompok eksperimen dan 23 siswa kelas IX B sebagai
kelompok kontrol. Variabel yang diteliti adalah hasil belajar dan motivasi belajar
yang diperoleh dari test dan pengisian angket. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji t dan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar pada model
pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share mencapai 84,98 dan seluruhnya
mencapai ketuntasan belajar, sedangkan rata-rata hasil belajar pada pembelajaran
ekspositori sebesar 80,34 dan yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 91%.
Secara klasikal diperoleh nilai Zhitung dari kelompok eksperimen sebesar 2,42 dan
kelompok kontrol sebesar 1,67 yang keduanya melebihi Ztabel = 1,64, yang berarti
bahwa secara klasikal hasil belajar siswa mencapai ketuntasan belajar. Hasil
independent sample t-test diperoleh thitung = 3,013 dengan p value = 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar pada pembelajaran think-pair-share lebih tinggi daripada pembelajaran ekspositori. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar, terbukti dari hasil analisis regresi dengan model Y = 62,512 + 0,285X dan diuji kebermaknaannya menggunakan uji F diperoleh Fhitung = 12,712 dengan p value = 0,002 < 0,05. Disimpulkan bahwa: 1) Hasil belajar siswa kelas IX di SMP Bilingual Boarding School Semesta dengan model pembelajaran Think-Pair-Share maupun pembelajaran ekpsositori pada materi pokok fungsi mencapai ketuntasan belajar. 2) Rata-rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think-Pair-Share lebih baik dari pada pembelajaran ekpsositori pada materi pokok fungsi. 3) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

  Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL“THINK-PAIR-SHARE” PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP SEMESTA (Kelas 9)

3.PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 29 SEMARANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH - Dian Romadhina
ABSTRAK
Dian Romadhina, 2007. Pengaruh Kemampuan Penalaran dan Kemampuan
Komunikasi Matematik terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Siswa Kelas IX SMP Negeri 29
Semarang Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah.
Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa kelas IX SMP Negeri 29 Semarang yang masih perlu ditingkatkan.
Menyelesaikan soal cerita membutuhkan kemampuan untuk memahami apa yang
dimaksud dalam soal tersebut sehingga siswa dapat menemukan jawaban yang benar
(kemampuan bernalar siswa) dan membutuhkan kemampuan untuk menyatakan apa
yang terdapat pada soal ke dalam model matematika serta memberikan alasan yang
benar dari soal yang diberikan (kemampuan berkomunikasi siswa). Kemampuan
bernalar dan berkomunikasi matematik dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan
model pembelajaran pemecahan masalah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematik terhadap kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa
kelas IX SMP Negeri 29 Semarang melalui model pembelajaran pemecahan masalah
dan untuk mengetahui berapa persen besar pengaruh kemampuan penalaran dan
kemampuan komunikasi matematik terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita
pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 29
Semarang melalui model pembelajaran pemecahan masalah.
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswa kelas IXA, IXB, dan IXC SMP
Negeri 29 Semarang tahun pelajaran 2006/2007. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik random sampling. Variabel penelitian terdiri atas kemampuan
penalaran dan kemampuan komunikasi matematik sebagai variabel bebas serta
kemampuan menyelesaikan soal cerita sebagai variabel terikat. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes. Data yang diperoleh
dianalisis dengan analisis regresi.
Berdasarkan analisis regresi diperoleh persamaan regresi linear ganda yaitu
1 2 0,0615 0,476 0,48 Yˆ = + X + X . Uji persamaan regresi linear ganda dilakukan
dengan uji F dan diperoleh Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga
persamaan regresi linear ganda berarti. Jadi persamaan regresi tersebut dapat
digunakan untuk memprediksi nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita apabila
nilai kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematik diketahui. Pada
penentuan koefisien korelasi ganda diperoleh R=0,8931 dan uji signifikansi dilakukan
dengan uji F, ternyata Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga koefisien
korelasi ganda berarti. Nilai R yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang linear antara ketiga kemampuan tersebut dan menunjukkan pula adanya
pengaruh variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kemampuan penalaran dan kemampuan
komunikasi matematik terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pokok
bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 29 Semarang melalui model pembelajaran pemecahan masalah dan besar pengaruhnya adalah 79,76% (R2 =79,76%).
Saran dari peneliti adalah para guru matematika di SMP Negeri 29 Semarang
hendaknya dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi
matematik siswa melalui pemanfaatan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat
membantu siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita dengan baik dan benar.

Di bawah ini kami sediakan link untuk mengunduh file tersebut secara lengkap:

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 29 SEMARANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH


Dipersilahkan untuk mendonwload file tersebut pada tautan yang telah kami sediakan agar mendapatkan file yang lengkap dan utuh.

Kami cukupkan sampai di sini tulisan kami yang berjudul:

Download Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika SMP

Semoga sebaran informasi ini bermanfaat dan salam sukses selalu untuk Anda!

Posting Komentar untuk "Download Contoh Judul dan Laporan PTK Matematika SMP"